Site icon Kolom Desa

Dua Desa di Maltara Rancang Program Mandiri Air Bersih

Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) yang siap dimanfaatkan oleh warga Kampung Ohoi Rumadian. Sumber: voi.id

Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) yang siap dimanfaatkan oleh warga Kampung Ohoi Rumadian. Sumber: voi.id

Kolomdesa.com, Maluku Tenggara – Sejumlah dua desa di Maluku Tenggara mulai berbenah untuk merancang program mandiri air bersih dengan bantuan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Garuda Indonesia. Kedua desa itu adalah Ohoi Rumadian dan Ohoi Debut di Kecamatan Manyeu.

“Air disini sulit lantaran masyarakat hanya berharap dengan air tadah hujan, sehingga kami tergerak untuk merancang program itu,” terang Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata, Program Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM, Tisa Kavita Ratria Sari, Sabtu (24/08/2024.

Tisa menjelaskan, untuk mengatasi sulitnya air bersih yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara sebenarnya tidak terlalu sulit. Menurutnya, alat yang diperlukan hanya berupa tandon, dan pipa.

“Fungsi dari tendon sendiri untuk nantinya digunakan sebagai wadah penampung saat hujan turun, sedangkan selangnya untuk mengalirkan airnya,” katanya.

Tisa berkelakar bahwa penggunaan tendon bukan hanya sebagai alat untuk menampung air dan sekali pakai. Akan tetapi, tendon dengan ukuran besar dapat digunakan untuk menyimpan air sehingga dapat digunakan kapan saja.

“Kelebihan air yang dibutuhkan warga saat hujan turun dapat ditampung di tandon ini, kami namai alat ini dengan sebutan Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH), GAMA RAINFILTER,” bebernya.

Tisa menerangkan, dalam proses pembuatan alat penampung air itu nantinya juga membutuhkan bola plastik sebagai alat saringan partikel kasar. Sebagai penyaring partikel halus, nantinya dapat menggunakan busa.

“Barang-barangnya nanti dapat beli di toko kelontong, dan untuk pipanya dapat beli di toko bangunan,” ucap Tisa.

Tisa juga menyebutkan terkait dengan biaya dalam proses pembuatan IPAH. Dia mengatakan, untuk membeli alat dan bahan uang yang dibutuhkan sekitar jutaan.

“Kalau biaya produksinya kurang lebih sembilan sampai sepuluh juta,” sebutnya.

Selain menjelaskan terkait dengan cara pembuatan alat penampung air hujan, Tisa juga memberikan tips terkait dengan cara merawatnya.

“Perawatan cukup mudah dan tidak mengeluarkan banyak uang, saringannya pun dapat bertahan satu tahun” pungkas Lisa.

Penulis : Fuji
Editor : Aziz

Exit mobile version