Kolom Desa

Jelajahi Batuputih Bawah: Petualangan Tak Terlupakan di Negeri Nyiur Melambai

Desa Wisata Batuputih Bawah adalah destinasi wisata dengan keindahan alam yang memukau dan berbagai atraksi menarik. Sumber: Dok. Kemenparekraf

Kolomdesa.com, BitungDi ujung utara Kota Bitung, Sulawesi Utara, tersembunyi sebuah desa nelayan yang menyimpan pesona alam dan budaya yang menarik.Salah satu daya tarik utama Desa Wisata Batuputih Bawah adalah keindahan alamnya yang masih asri. 

Pantai-pantai berpasir putih dengan air laut yang jernih menjadi surga bagi para pecinta snorkeling dan diving. Keindahan bawah lautnya yang kaya akan terumbu karang dan biota laut menjadi daya tarik tersendiri.

“Kami berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam dan budaya lokal, sambil memberikan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi para pengunjung,” ungkap pengelola Desa Wisata Batuputih Bawah, Berkatrina Masala, Kamis (22/8/2024).

Masyarakat Batuputih Bawah yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan telah membentuk budaya yang unik dan menarik. Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembuatan perahu tradisional, belajar cara menangkap ikan, atau bahkan ikut serta dalam kegiatan sehari-hari masyarakat nelayan.

Jelajahi Batuputih Bawah: Petualangan Tak Terlupakan di Negeri Nyiur Melambai
Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko yang terkenal dengan flora dan fauna endemik yang telah mendunia. Sumber: Dok. Kemenparekraf

TWA Tangkoko, Daya Tarik Utama Desa Wisata Batuputih Bawah

Desa Wisata Batuputih Bawah memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dari destinasi wisata lainnya. Salah satu daya tarik utamanya adalah Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko yang terkenal dengan flora dan fauna endemik yang telah mendunia.

Desa Wisata Batuputih Bawah terletak tidak jauh dari TWA Tangkoko, salah satu kawasan konservasi alam terkenal di Sulawesi Utara. TWA Tangkoko juga menawarkan pemandangan alam yang indah seperti hutan hujan tropis, sungai dan air terjun.

TWA Tangkoko dikenal sebagai rumah bagi flora endemik seperti beringin, aras, pohon bitung, fiskus dan nantu. Di dalam taman wisata ini juga terdapat fauna endemik yaitu tarsius spectrum (monyet terkecil di dunia), macaca nigra/black macaca (monyet hitam bokong merah), anoa, kuskus, dan banyak burung endemik seperti rangkong, burung hantu sulawesi, kingfisher dan lainnya. 

Berkat kekayaan flora dan fauna yang dimiliki, peneliti dunia seperti Alfred Wallace mengunjungi tempat ini untuk meneliti keragaman flora dan fauna. Untuk memberikan penghargaan kepada Alfred Wallace dibuatlah patung Alfred Wallace di tengah hutan TWA Tangkoko. 

Keberadaan Taman Wisata Alam Tangkoko yang berdekatan dengan Batuputih Bawah menjadi nilai tambah tersendiri. Pengunjung dapat melakukan trekking di hutan untuk mengamati satwa-satwa liar yang ada di alam secara langsung.

“Kami sadar bahwa daya tarik utama Batuputih Bawah adalah keindahan alamnya. Oleh karena itu, kami sangat berhati-hati dalam mengembangkan fasilitas wisata, agar tidak merusak ekosistem yang ada. Kami juga mengajak wisatawan untuk ikut menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan selama mereka berkunjung,” jelasnya. 

Pantai Batu Putih, pantai dengan pasir hitam yang teksturnya lembut. Sumber: Dok. Kemenparekraf

Pantai Batu Putih, Wisata Bahari yang Patut Dikunjungi

Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko menjadi habitat bagi satwa endemik Sulawesi yaitu tarsius. Mamalia berukuran kecil ini menarik berbagai ilmuan serta wisatawan untuk menghilangkan penasaran akan wujud tarsius yang menggemaskan.

Selain TWA Tangkoko, ada satu pantai yang patut dikunjungi saat berlibur ke sini. Pantai Batu Putih, pantai dengan pasir hitam yang teksturnya lembut. 

Memandangi panorama birunya laut serta gumpalan awan putih yang cantik, menjadi aktivitas yang tepat setelah berkeliling di dalam hutan. Ombaknya yang tenang, sesekali terdengar suara burung-burung yang menjadi penghuni TWA menambah suasana tenang yang diidamkan menjadi nyata.

Bentangkanlah kain sembari rebahkan tubuh dan biarkan alam membuat tubuh sedikit santai dan sejenak melepas kejenuhan. Ini akan menjadi relaksasi yang berharga saat berada di Pantai Batu Putih dengan suasananya yang hening menenangkan dan membuat pikiran perlahan-lahan pulih kembali.

Bila bosan dengan aktivitas berjemur, wisatawan bisa merasakan birunya air laut. Bahkan bisa melihat keindahan bawah laut yang terpapar di dasar laut. 

Namun untuk melihat itu, wisatawan harus membawa alat snorkeling sendiri. Karena tempat ini tidak ada tempat penyewaan yang menawarkan jasa sewa alat snorkeling.

Bagi penggemar fotografi, Pantai Batu putih menawarkan lanskap yang cantik karena sisi kiri pantai terlihat tebing dari kejauhan. Pantai Batu Putih memiliki tepian yang teduh dengan pepohonan yang berjejer tersusun rapi menjadikan suasana bersantai di pantai ini menjadi sejuk. 

Miliki Kearifan Lokal dan Budaya yang Otentik

Masyarakat Desa Wisata Batuputih Bawah masih menjunjung tinggi nilai budaya dan adat istiadat yang dimiliki. Hal ini tercermin dari berbagai upacara adat, tarian tradisional, dan kerajinan tangan yang masih terus dilestarikan hingga saat ini. 

Pengunjung dapat menyaksikan langsung berbagai pertunjukan seni budaya yang digelar secara berkala seperti tarian tradisional Minahasa dan kerajinan anyaman bambu. Mapalus (baku bantu) merupakan salah satu kebudayaan di Sulawesi Utara yang masih dilestarikan hingga saat ini. 

Mapalus adalah budaya membantu satu sama lain yang salah satunya bisa ditemukan di kalangan nelayan. Para nelayan masih menerapkan budaya mapalus, sebelum melaut untuk mencari ikan dan setelah kembali melaut, 

Kebanyakan dari nelayan masih mempertahankan dan menggunakan peralatan dan perahu tradisional. Masyarakat setempat mengenal istilah “Batola” yang berarti saling membantu mendorong perahu ke laut.

Istilah “Badola” yang berarti membantu nelayan kembali dari laut dan menarik perahu nelayan ke darat. Sebagai imbalannya, mereka yang membantu mendorong dan menarik perahu akan diberikan ikan hasil tangkapan nelayan.

“Kami sangat mengutamakan pelestarian alam dan budaya. Semua warga terlibat dalam kegiatan wisata, baik sebagai pemandu, pengrajin, maupun penyelenggara acara budaya,” ungkapnya.

Jam Operasional, Harga Tiket dan Rute Menuju Desa Wisata Batuputih Bawah

Desa Wisata Batuputih Bawah beroperasi setiap hari dari pukul 08.00 – 16.00, pengunjung yang ingin datang disarankan untuk menghubungi pengelola melalui nomor 08124480342. Harga tiket masuk ke Desa Wisata Batuputih Bawah bervariasi tergantung pada atraksi yang ingin dinikmati. 

Beberapa variasi harga tiket masuk berdasarkan objek wisata seperti TWA Tangkoko Rp 10.000 per orang. Kemudian ada Paket Bird Watching yang memanjakan pecinta burung dengan harga Rp 150.000 per orang dan sewa perahu untuk wisata bahari Rp 200.000 per perahu (maksimal 5 orang).

Untuk menuju ke Desa Wisata Batuputih Bawah pengunjung disarankan menggunakan akses darat dan udara. Karena lokasinya yang cukup dekat dengan pusat Kota Bitung yaitu sekitar 25 menit dengan kondisi jalan yang sudah cukup bagus. 

Bagi wisatawan dari luar kota yang datang menggunakan pesawat disarankan untuk turun di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Dari Bandara Sam Ratulangi kemudian dilanjut dengan perjalanan darat selama 2 jam menuju Kota Bitung dan tambahan 25 menit lagi untuk menuju ke Desa Wisata Batuputih Bawah. 

Grafik Jumlah Pengunjung dan Omzet Desa Wisata Batuputih Bawah

Data yang dihimpun dari pengelola Desa Wisata Batuputih Bawah menunjukkan peningkatan yang stabil dalam jumlah pengunjung dan omzet setiap tahunnya. Dari segi jumlah kunjungan, data yang disampaikan oleh pengelola menunjukkan tren positif setiap tahunnya dimana terjadi peningkatan jumlah kunjungan tiap tahunnya. 

Pada tahun 2021, Desa Wisata Batuputih Bawah menerima 5.000 pengunjung. Jumlah ini meningkat sebesar 50% pada tahun 2022 menjadi 7.500 pengunjung. 

Pada tahun 2023, jumlah pengunjung kembali meningkat sebesar 33,33% menjadi 10.000 pengunjung. Peningkatan ini mencerminkan daya tarik yang semakin besar dari Desa Wisata Batuputih Bawah, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara.

Grafik omzet juga menunjukkan tren peningkatan yang sejalan dengan jumlah pengunjung. Pada tahun 2021, omzet desa wisata ini mencapai Rp 250 juta. 

Pada tahun 2022, omzet meningkat sebesar 50% menjadi Rp 375 juta. Pada tahun 2023, omzet kembali meningkat sebesar 33,33% menjadi Rp 500 juta. Peningkatan omzet ini menunjukkan bahwa selain jumlah pengunjung yang bertambah, pengeluaran rata-rata per pengunjung juga mungkin meningkat, atau ada diversifikasi produk dan layanan yang ditawarkan oleh desa wisata ini.

Exit mobile version