Site icon Kolom Desa

Upaya Konkret Desa Tanpa Kesenjangan

SDGs Desa juga mendorong upaya warga desa membangun tatanan sosial. Sumber : Sumber: AI Canva.

SDGs Desa juga mendorong upaya warga desa membangun tatanan sosial. Sumber : Sumber: AI Canva.

Kolomdesa.com, SDGs Desa – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), melalui konsep SDGs Desa poin ke-10 ingin menegaskan bahwa, Desa tanpa kesenjangan merupakan komponen penting untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang sehat dan damai.

SDGs Desa juga mendorong upaya warga desa membangun tatanan sosial, dan perlu melibatkan peran setiap lapisan masyarakat desa. Tak hanya itu, ada prinsip-prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam membangun iklim masyarakat desa tanpa kesenjangan itu.

Menurut pendapat para ahli, setidaknya ada tiga prinsip mewujudkan desa tanpa kesenjangan yang perlu diterapkan. Ketiga prinsip desa tanpa kesenjangan itu antara lain; integrasi masyarakat, inklusi masyarakat, dan kohesi masyarakat. Ketiga prinsip ini penting dipelajari dan biasanya sering didiskusikan oleh kalangan pelajar maupun pengamat sosial.

Istilah desa tanpa kesenjangan banyak digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang heterogen dan hidup bersama dengan stabil. Fakta ini juga menegaskan bahwa desa tanpa kesenjangan adalah erat kaitannya dengan ekspresi konkret dari sila ketiga Pancasila. Dengan kata lain, sebuah masyarakat yang bersatu, damai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dikaitkan sebagai bentuk desa tanpa kesenjangan.

  1. Prinsip integrasi masyarakat

Merujuk pada proses kesatuan berbagai aspek secara utuh dalam lingkup masyarakat. Prinsip integrasi masyarakat dapat diterapkan dengan memelihara kesatuan dan keseimbangan di dalam desa.

Desa tanpa kesenjangan bermanfaat dalam upaya membangun harmoni sosial, karena dinilai dapat mengendalikan konflik, menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat, hingga menekan terjadinya penyimpangan warga desa di suatu sistem norma.

2. Prinsip inklusi masyarakat


Prinsip inklusi masyarakat juga penting dalam upaya membangun harmoni sosial. Inklusi masyarakat adalah proses membuka peluang terhadap sumber daya dan layanan masyarakat kepada semua individu tanpa diskriminasi.

Prinsip inklusi masyarakat diperlukan dan penting, di antaranya dalam meningkatkan partisipasi warga desa, menciptakan lingkungan masyarakat tanpa diskriminasi, mengurangi kesenjangan antar warga desa.

3. Prinsip kohesi masyarakat

Prinsip kohesi masyarakat adalah bentuk rasa persatuan dan solidaritas masyarakat. Prinsip ini penting untuk diterapkan, jika ingin membangun harmoni masyarakat desa baik bagi stabilisasi kultur, maupun budaya tradisional.

    Beberapa tujuan menerapkan prinsip kohesi masyarakat antara lain; mengurangi konflik, memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan masyarakat, serta membangun hubungan ikatan antarindividu dan kelompok setempat.

    Selain menerapkan prinsip harmoni masyarakat seperti di atas, juga bisa dicapai dengan serangkaian upaya nyata dari berbagai lapisan masyarakat. Inilah beberapa upaya dalam membangun harmoni masyarakat yang dapat diterapkan oleh warga desa;

    1. Menyebarluaskan informasi dan kampanye kepada masyarakat

    Salah satu upaya membangun harmoni masyarakat adalah dengan menyebarluaskan informasi persatuan masyarakat. Langkah ini bisa diwujudkan dengan berpartisipasi dalam kampanye masyarakat. Kampanye dengan melibatkan masyarakat adalah media yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan persatuan kepada masyarakat.

    Pesan-pesan persatuan yang bisa disebarkan bisa terkait toleransi, gotong royong, dan nilai-nilai inklusi. Kampanye sosial dapat diselenggarakan menggunakan media mainstream, seperti media sosial, iklan platform digital, televisi, dan sebagainya.

    1. Menggelar musdes dan audiensi publik

    Upaya membangun desa tanpa kesenjangan lainnya adalah melakukan musyawarah desa (Musdes) dan audiensi publik. Musdes dan audiensi publik memungkinkan terciptanya ruang percakapan yang jujur dan terbuka antar berbagai kelompok masyarakat. Baik yang tak sadar dengan keseimbangan tatanan sosial, maupun sebaliknya.

    Melalui Musdes dan audiensi publik setiap kalangan dapat berbicara tentang pengalaman, kekhawatiran, dan harapan mereka. Upaya ini juga bisa dimanfaatkan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah desa untuk mengidentifikasi solusi dari permasalahan sosial yang ada.

    1. Melakukan kolaborasi dalam kondusivitas masyarakat

    Kolaborasi dalam kondusivitas masyarakat juga menjadi upaya penting dalam membangun desa tanpa kesenjangan. Kolaborasi dalam kondusivitas masyarakat bisa dilakukan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

    Artinya, upaya membangun desa tanpa kesenjangan bukan hanya dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau pemerintah saja. Masyarakat sipil juga ikut andil dalam terciptanya desa yang rukun tanpa adanya kesenjangan dalam bentuk apapun.

    1. Bermitra dalam filantropi masyarakat desa

    Filantropi masyarakat adalah upaya memberi dukungan finansial atau sumber daya lainnya untuk tujuan masyarakat desa, agar lebih sejahtera. Bermitra dalam filantropi masyarakat desa menjadi langkah yang tepat untuk membangun keutuhan ragam budaya dalam kesejahteraan bersama masyarakat desa.

    Sebab dalam hal ini, dukungan finansial dan sumber daya tersebut bukan hanya membantu masyarakat terpinggirkan, tetapi juga meningkatkan rasa solidaritas antar kelompok dan individu. Dengan demikian, harmonisasi warga desa akan lebih mudah menciptakan suasana batin yang bebas dari kesenjangan status sosial.

    Penulis: Danu

    Exit mobile version