Kolom Desa

Desa Wisata Tembi Lestarikan Budaya Jawa Melalui Rumah Budaya

Desa Wisata Tembi lestarikan budaya jawa melalui rumah budaya. Sumber: Instagram desawisatatembi

Kolomdesa.com, BantulDi selatan Yogyakarta, tersembunyi sebuah desa yang menawarkan pengalaman unik dalam memahami kebudayaan Jawa. Desa Wisata Tembi, yang terletak di Kabupaten Bantul, tidak hanya menawarkan pemandangan indah pedesaan tetapi juga kekayaan budaya yang mendalam. 

Desa ini menjadi oase budaya di tengah perkembangan modernisasi, menawarkan wisatawan kesempatan untuk merasakan kehidupan dan tradisi Jawa yang lestari. Lebih dari sekadar destinasi wisata, Desa Wisata Tembi adalah sebuah desa yang hidup dan bernapas, menjaga kelestarian tradisi dan alam semesta.

“Kami berkomitmen untuk menjaga keaslian budaya Jawa dan memberikan pengalaman otentik kepada setiap pengunjung. Dengan adanya museum, workshop, dan homestay, kami berharap bisa memperkenalkan budaya kita kepada dunia luar,” ujar pengelola Pokdarwis Desa Wisata Tembi, Dawud Subroto kepada Kolomdesa.com, Selasa (30/7/2024).

Area persawahan luas yang terlihat hijau, serta pepohonan di sela-sela rumah penduduk yang memberi kesan teduh. Selain itu, Desa Wisata Tembi juga masih memiliki sejumlah rumah joglo atau limasan. Halamannya yang lapang dibiarkan apa adanya, beberapa ada yang disiapkan untuk homestay untuk wisatawan menginap.

Sawah dan sungai yang mengelilingi Desa Wisata Tembi semakin memberi kesan yang asli dan relaxing. Sebuah lanskap alam yang sekarang sudah jarang ditemui, sehingga hal ini menjadi nilai lebih tersendiri.

“Produk unggulan dari Desa Wisata ini adalah pertanian, kerajinan, batik, serta kuliner,” katanya.

Sejarah Desa Wisata Tembi

Setiap tempat atau wilayah pasti punya cerita tersendiri tentang awal mula munculnya wilayah tersebut dan menjadi cerita rakyat turun temurun. Desa Wisata Tembi, memiliki beberapa versi mengenai asal mula terbentuknya desa tersebut. 

Versi pertama Desa Tembi merupakan tempat penitipan anak-anak raja dahulu (tempat untuk momong para anak-anak raja tersebut). Sehingga terdapat kepercayaan di warga sekitar bahwa orang-orang yang datang ke Tembi dan menginap di Tembi akan menjadi sukses seperti “raja”.

Selanjutnya Desa Wisata Tembi dahulu juga dikenal sebagai tempat peristirahatan para abdi ndalem keraton. Cerita ini bermula dari abdi ndalem Keraton Kasunanan Solo yang bermaksud menuju Imogiri–sebelah timur Desa Wisata Tembi. Sebuah makam tempat Raja-raja Kerajaan Mataram di daerah Bantul disemayamkan.

Dalam perjalanannya, abdi ndalem tersebut tersesat menuju Tembi. Dalam perjalanan tersebut, pikulan (bawaan barang) dari abdi ndalem tersebut juga patah, sehingga ia memutuskan untuk tidak kembali ke Keraton.

Versi cerita yang terakhir yaitu adanya kekeliruan tempat pemakaman abdi ndalem keraton. Menurut versi ini, dahulu ada seorang abdi ndalem yang meninggal dan minta dimakamkan di Desa Srembi. Namun keliru dan justru dimakamkan di Desa Tembi. 

Menikmati Pemandangan Desa yang Asri dan Sejuk

Desa Wisata Tembi sangat direkomendasikan untuk wisatawan yang ingin menemukan ketenangan, jauh dari hiruk pikuk kota. Sebab, sejauh mata memandang, pengunjung akan disuguhi suasana pedesaan yang masih hijau dan asri. 

Sensasi menikmati Desa Wisata Tembi harus dicoba dengan berjalan kaki mengelilingi kawasan desa wisata. Sesekali, sensasi mengitari area persawahan sambil merasakan sejuknya udara di area persawahan dan mengamati aktivitas para petani. 

Karena letaknya berada di pedesaan, kawasan Desa Wisata Tembi dikelilingi oleh tempat tinggal penduduk lokal. Pengunjung dapat melihat dari dekat aktivitas sehari-hari penduduk saat berada di sana. 

Kegiatan membajak sawah ternyata jadi atraksi wisata tersendiri di Desa Wisata Tembi. Banyak wisatawan yang ingin merasakan sensasi membajak sawah dengan menggunakan kerbau. 

Wisata juga bisa menikmati alternatif wisata lain apabila merasa capek jalan kaki keliling Desa. Pengunjung bisa naik dokar atau menyewa sepeda onthel untuk berkeliling menikmati kawasan Desa Wisata Tembi. 

Desa Wisata Tembi Lestarikan Budaya Jawa Melalui Rumah Budaya
Menikmati sensasi membajak sawah dengan kerbau memberikan pengunjung pengalaman yang tak terlupakan. Sumber: Instagram desawisatatembi

Menyelami Budaya Tradisional Jawa di Museum Rumah Budaya Tembi

Salah satu atraksi utama di desa ini adalah Museum Tembi Rumah Budaya. Museum ini didirikan untuk melestarikan dan memamerkan berbagai artefak yang menceritakan kehidupan tradisional masyarakat Jawa.

Museum ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pameran, tetapi juga sebagai pusat penelitian dan pelatihan mengenai budaya Jawa. Di museum ini, wisatawan dapat mempelajari sejarah dan kebudayaan Jawa melalui koleksi-koleksinya, mulai dari peralatan dapur, peralatan bertani, seni, hingga senjata tradisional berupa keris. 

Setiap bulannya, Rumah Budaya ini juga menggelar festival kebudayaan. Sebuah festival yang menampilkan tarian nasional dari berbagai daerah di Indonesia, pertunjukan gamelan, wayang dengan dalang lokal asli Bantul, pameran seni rupa, dan beragam aktivitas seni lainnya. Wisatawan yang tertarik mendalami kebudayaan Jawa, bisa mengunjungi Museum Rumah Budaya Tembi yang buka Senin-Jumat, pukul 09.00-16.00 WIB.

Belajar Membuat Batik dan Kerajinan

Seperti yang kita ketahui, Yogyakarta sangat terkenal oleh batik dan kerajinan tangannya. Desa Wisata Tembi juga terdapat kegiatan lokakarya yang bisa diikuti pengunjung. 

Bagi pengunjung  yang ingin belajar membatik, bisa mengikuti lokakarya membatik yang dibimbing secara langsung oleh pembatik profesional. Proses pembuatan batik yang rumit dan penuh detail ini dapat dipelajari langsung dari para ahli. 

“Kami berusaha menjaga keaslian budaya lokal sambil memberikan pengalaman yang menyenangkan dan mendidik bagi pengunjung. Selain itu, kami juga fokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal,” terang Subroto..

Selain itu, desa ini juga menawarkan berbagai workshop seni tradisional seperti gamelan, tari Jawa, dan pembuatan wayang kulit. Melalui kegiatan ini, pengunjung dapat lebih memahami dan menghargai seni dan budaya Jawa.

Mengunjungi Desa Wisata Tembi, wisatawan akan di ajarkan bagaimana cara membuat bati. Sumber: Instagram desawisatatembi

Menginap dengan Nyaman di Homestay Tembi

Jika masih ingin tinggal lebih lama di Desa Wisata Tembi, pengunjung dapat menginap di homestay Tembi. Homestay Tembi mengusung desain interior Jawa yang masih kental. 

Harga menginapnya pun sangat terjangkau, dengan kenyamanan yang sangat terjamin. Pasalnya, homestay Tembi pernah menyabet penghargaan Asean Green Homestay Award tahun 2014. 

Selain itu, homestay juga sudah didukung dengan fasilitas yang modern, seperti ketersediaan akses internet hingga fasilitas kolam renang. Tambahan fasilitas tersebut juga memberikan kesan kemudahan tersendiri bagi wisatawan. 

Menginap di Desa Wisata tembi juga akan terasa sangat nyaman karena pengelola juga menerapkan konsep wisata yang cukup unik. Desa wisata ini mengusung konsep slow tourism dengan membatasi jumlah kunjungan wisatawan yang bertujuan untuk menciptakan wisata yang berkualitas.

“Kami membatasi ke arah slow tourism, lebih ke arah wisatawan yang berkualitas sehingga tidak merusak lingkungan dan ekosistem alam” ucapnya.

Rute dan Tarif Desa Wisata Tembi

Untuk mencapai Desa Wisata Tembi, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Desa Wisata Tembi berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.

Rute yang dapat diambil dari Malioboro adalah menuju selatan ke arah Parangtritis. Akses jalan menuju desa ini sudah baik dan dapat dilalui oleh kendaraan bermotor maupun mobil.

Desa Wisata Tembi buka selama 24 jam, terutama untuk fasilitas penginapan. Namun, untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti workshop atau pertunjukan seni, biasanya memiliki jadwal yang lebih spesifik.

Secara umum, tidak ada biaya tiket masuk untuk memasuki area Desa Wisata Tembi. Namun, untuk mengikuti berbagai aktivitas wisata yang disediakan, pengunjung akan dikenakan biaya tersendiri dengan harga tiket bervariasi tergantung pada jenis aktivitas yang dipilih.

Pengelola membagi wisata kedalam beberapa paket atraksi wisata seperti paket kuliner dan paket outbound. Paket kuliner dibungkus dengan menikmati kuliner khas Desa Wisata tembi yaitu kue sagon tempo dulu dengan harga Rp 25 ribu. 

Paket wisata outbound juga dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp 25 ribu. Selain paket wisata tersebut, Desa Wisata Tembi juga menawarkan atraksi budaya yang dikemas dengan kekayaan budaya jawa. 

Pengelola menawarkan atraksi budaya berupa cokekan atau karawitan mini yang dapat dinikmati pengunjung dengan harga Rp 800 ribu. Atraksi budaya lainnya yakni gejog lesung dengan harga yang ditawarkan yaitu Rp 600 ribu.

Jumlah Pengunjung dan Omzet Desa Wisata Tembi

Desa Wisata Tembi mampu menarik sekitar 20 ribu pengunjung setiap tahunnya. Pengunjung datang dari berbagai latar belakang, baik lokal maupun internasional, yang tertarik untuk mengeksplorasi kekayaan budaya Jawa. 

Dengan berbagai kegiatan dan produk budaya yang ditawarkan, desa ini memiliki omzet tahunan yang diperkirakan mencapai Rp1 miliar. Pendapatan ini terutama berasal dari penjualan paket wisata, biaya workshop, penjualan kerajinan tangan, serta penginapan di homestay.

Jumlah pengunjung Desa Wisata Tembi terus meningkat setiap tahunnya, terutama pada musim liburan. Demi menjaga kondisi tersebut, pengelola senantiasa berupaya untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan daya tarik wisatanya. 

“Kami berencana untuk terus meningkatkan fasilitas dan menambah atraksi baru yang tetap mengedepankan kearifan lokal. Kami juga ingin memperluas program edukasi dan pelatihan untuk masyarakat lokal agar mereka dapat lebih berperan aktif dalam pengelolaan desa wisata ini” tuturnya. 

Perkembangan Desa Wisata Tembi juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakatnya menuju ke arah yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi tersebut secara tidak langsung membuat Desa Wisata Tembi berkontribusi dalam upaya menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi jumlah pengangguran.

“Dengan berkembangnya Desa Wisata Tembi, kami melihat adanya peningkatan ekonomi masyarakat. Banyak dari penduduk desa yang sekarang memiliki pekerjaan tetap sebagai pemandu wisata, pengrajin, atau pengelola homestay. Ini sangat membantu dalam meningkatkan taraf hidup mereka,” paparnya. 

Salah satu tantangan terbesar dalam mengelola wisata adalah menjaga keseimbangan antara pengembangan wisata dan pelestarian budaya dan lingkungan. Namun, dengan dukungan masyarakat dan berbagai pihak, Desa Wisata Tembi terus berupaya menjadi desa wisata yang berkelanjutan.

Exit mobile version