Kolom Desa

BUM Desa Tunas Mandiri Capai Omzet Miliaran Lewat Unit Wisata Nglanggeran

Pemandangan Gunung Api Purba Nglanggeran. Sumber foto: website resmi desa wisata nglanggeran.

Kolomdesa.com, GunungkidulBadan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Tunas Mandiri di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul dinilai berhasil meningkatkan roda perekonomian warga melalui unit usaha yang dikembangkannya. Salah satu unit usaha yang populer adalah unit usaha Desa Wisata Nglanggeran, yang hingga saat ini omzetnya mencapai miliaran.

BUM Desa Tunas Mandiri pertama kali dibentuk pada 11 Juli tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2016 baru diresmikan melalui Peraturan Desa Nglanggeran Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pembentukan Badan Usana Milik Desa (BUM Desa) Tunas Mandiri.

Direktur BUM Desa Tunas Mandiri Ahmad Nasrodin mengungkapkan tujuan dari pembentukan BUM Desa ini dalam rangka meningkatkan ekonomi warga dan membuka lapangan pekerjaan bagi warganya.

“Pendirian BUM Desa ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga dan membuka lapangan pekerjaan yang luas,” ungkap Ahmad.

Tak hanya memiliki unit usaha wisata, BUM Desa Tunas Mandiri juga mempunyai unit usaha simpan pinjam, pengelolaan sampah, usaha ekonomi desa (UED) dan grosir bahan pokok.

Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran

Sebagai salah satu desa wisata terbaik di Indonesia, strategi pengembangan pariwisata di Desa Wisata Nglanggeran sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Desa yang berlokasi di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul ini menerapkan konsep ekowisata dalam pengembangan pariwisatanya. Desa Wisata Nglanggeran memiliki keunikan dalam strategi pengembangan pariwisata serta pemilihan atraksi yang ada.

Hal menarik yang dilakukan oleh pengelola pariwisata Desa Wisata Nglanggeran adalah prinsip untuk tidak membuat atraksi pariwisata baru yang relatif konvensional dan bisa meningkatkan popularitas secara cepat (booming). Pengelola wisata menjadikan suasana desa yang ada sebagai atraksi wisata yang ditawarkan.

BUM Desa Tunas Mandiri Capai Omzet Miliaran Lewat Unit Wisata Nglanggeran
Area parkir Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Sumber foto: website resmi desa wisata nglanggeran.

Atraksi “nuansa pedesaan” inilah yang menjadi atraksi utama untuk ditawarkan sebagai daya tarik wisata, khususnya menyasar masyarakat perkotaan yang ingin merasakan nuansa kehidupan desa. Pengelola pariwisata sangat menekankan aspek keberlanjutan dalam melakukan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Nglanggeran.

Desa Wisata Nglanggeran dapat dikatakan saat ini telah berhasil mengembangkan sebuah desa wisata dengan konsep ekowisata. Desa Wisata Nglanggeran telah melalui proses pengembangan pariwisata yang cukup panjang, perencanaan Desa Wisata Nglanggeran dimulai pada tahun 2008.

Pada dasarnya, konsep ekowisata ini akan menjamin keberlangsungan kehidupan desa karena jenis wisata yang akan ditawarkan adalah wisata yang tidak merusak lingkungan, bahkan meningkatkan kualitas lingkungan. Dampak positif implementasi pengembangan konsep ekowisata dalam pengembangan pariwisata adalah kegiatan pariwisata memberikan keuntungan secara merata bagi seluruh lapisan dan golongan masyarakat (inklusif).

Komponen utama untuk pengembangan desa wisata berkonsep ekowisata adalah pengembangan objek wisata, kelembagaan, pembangunan industri wisata, serta pemasaran. Selain itu, kondisi sosial budaya masyarakat pedesaan seperti seni budaya serta karakter masyarakat pedesaan juga dijadikan sebagai salah satu komponen dalam pengadaan atraksi wisata berdampingan dengan lingkungan alam dan ekonomi desa.

Potensi Desa Wisata Nglanggeran

Desa Wisata Nglanggeran memiliki potensi yang sangat beragam, saat ini yang paling populer adalah keindahan alamnya. Selain potensi alamnya, Desa Wisata Ngalenggeran juga memiliki potensi di bidang budaya dan potensi buatan. Berikut beberapa potensi wisata yang berada di Desa Wisata Ngalenggeran.

Gunung Api Purba

Desa Wisata Nglanggeran terkenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa. Ada Gunung Api Purba yang menjadi Point of Interest dari Desa Wisata Nglanggeran itu sendiri yang juga merupakan Geosite dan Warisan Dunia sejak tahun 2015. Dengan Point of Interest tersebut, Desa Wisata Nglanggeran mampu menarik banyak wisatawan, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara.

Embung Kebun Buah

Embung Kebun Buah Nglanggeran terletak di kawasan ekowisata Gunung Api Purba yang memiliki luas 0,34 hektar. Embung ini berfungsi sebagai sarana pengairan untuk kebun buah disekitarnya. Selain dapat menikmati keindahan Embung, pengunjung juga dapat menikmati buah kelengkeng dan durian yang ditanam pengelola.

Kampung Pitu

Desa Wisata Nglanggeran ini memiliki suatu kawasan yang dinamakan sebagai Kawasan Kampung Pitu. Sama halnya dengan nama kampung tersebut, yaitu Pitu, yang berarti 7. Disana juga hanya terdapat 7 Kepala Keluarga, hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan dari orang-orang terdahulu. Di Kampung Pitu, wisatawan juga dapat melihat kebudayaan serta adat istiadat masyarakat yang ada disana.

Kawasan Kedung Kandang

Kawasan Kedung Kandang ini merupakan area Camping Ground dan juga Glamping (Glamour Camping). Selain menawarkan akomodasi untuk wisatawan yaitu Glamping, kawasan ini juga menghadirkan lanskap keindahan terasering persawahan yang ikut memanjakan penglihatan wisatawan.

Seni Budaya dan Kearifan Lokal

Selain mengembangkan Desa Wisata Nglanggeran, pemerintah desa melalui BUM Desa Tunas Mandiri juga mengembangkan Kebudayaan. Kebudayaan ini dikemas sebaik mungkin agar wisatawan yang datang dapat menikmatinya. Kegiatan Budaya ini melibatkan 5 perdukuhan. Seni Budaya yang ada diantaranya gejog lesung, jathilan, karawitan, tarian anak-anak dan juga reog. Dalam satu tahun, Desa Wisata Nglanggeran memiliki Event yang dinamakan sebagai Nglanggeran Culture Festival. Dimana, seluruh kegiatan yang dilakukan masyarakat ditampilkan dalam Event tersebut. Pertunjukan ini dilaksanakan di panggung terbuka di area Embung Kebun Buah dengan kapasitasnya mencapai 2500 orang.

Jumlah kunjungan Desa Wisata Nglanggeran sekitar 18.000 ribu pengunjung setiap bulannya dan 216.000 ribu pengunjung setiap tahunnya. Angka kunjungan ini terus naik signifikan, apalagi ketika hari libur.

Fasilitas Desa Wisata Nglanggeran cukup lengkap dan memadai, hal ini di dukung area parkir yang luas, jungle tracking, kamar mandi umum, musholla, selfie area, spot foto dan kuliner yang bisa memanjakan lidah.

Jam Operasional, Tiket dan Rute

Jam operasional Desa Wisata Nglanggeran dibuka 24 jam setiap harinya. Wisatawan dapat berkunjung ke tempat ini baik ketika hari kerja, maupun hari libur dan akhir pekan.

Sedangkan untuk harga tiket masuk ke kawasan Desa Wisata Nglanggeran senilai Rp10 ribu per orang, kemudian untuk masuk ke objek wisata lainnya harganya sangat bervariatif dari Rp10 ribu sampai Rp35 ribu. Pembayaran dapat dilakukan dengan tunai dan non-tunai dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Desa wisata ini terletak 25 km dari pusat Kota Yogyakarta, atau sekitar 22 km dari Wonosari. Lokasi Desa Wisata Nglanggeran di Dusun Kalisong, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Raih Berbagai Prestasi

Desa Nglanggeran ini memiliki berbagai prestasi yang telah diraih diantaranya menjadi salah satu Desa Wisata Berkelanjutan tahun 2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Bersama Team Griya Cokelat Nglanggeran mendapatkan kesempatan pendampingan dalam program FSI (Food Startup Indonesia) dari Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) tahun 2018, Pemenang ASTA (Asean Sustainable Tourism Award) tahun 2018, Pemenang Desa Wisata terbaik Asean konsep CBT tahun 2017, dan Bersama Sentra Pemuda TPM, Menjadi UKM Terbaik dalam Program Lomba Wirausaha Inovatif Berbasis Lingkungan dan Sosial oleh Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK) kerjasama PT. Sampoerna. Tbk tahun 2015.

Selain itu, Juara II Desa Penerima PNPM Pariwisata Berprestasi Tingkat Nasional dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2013, Juara II Pokdawis Berprestasi Tingkat Nasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2013, Bersama Team Sentra Pemuda Taruna Purba Mandiri mendapat penghargaan MBM Challenge Award dari Bank Mandiri dan Mentri BUMN tahun 2012 dalam Program Mandiri Bersama Mandiri (MBM) Challenge sector Pariwisata kategori Semi Established, dan Penganugrahan CIPTA Award dari Kemenbudpar RI tahun 2011.

Modal dan Pendapatan BUM Desa Tunas Mandiri

Penyertaan modal awal BUM Desa Tunas Mandiri ini berasal dari dana desa (DD) sebesar Rp 4 juta. Dana tersebut kemudian dikembangkan untuk unit usaha wisata, simpan pinjam, pengelolaan sampah, usaha ekonomi desa (UED) dan grosir bahan pokok.

Pendapatan BUM Desa Tunas Mandiri mengalami kenaikan pertahunnya, hal ini didukung oleh berbagai unit usaha yang dikelolanya. Saat ini omzetnya diperkirakan mencapai Rp3 miliar. Selain itu, BUM Desa Tunas Mandiri juga telah menyumbang PADes per tahunnya.

Peningkatan Lapangan Pekerjaan yang Tersedia

BUM Desa Tunas Mandiri mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui unit usaha yang dikembangkannya. Untuk saat ini, tenaga kerja yang terserap dibeberapa unit usaha BUM Desa tersebut adalah warga lokal. Selain itu, BUM Desa Tunas Mandiri telah bekerja sama dengan para UMKM dan Kelompok Sadar Wisata.

Exit mobile version