Kolom Desa

Desa Kadingeh Sulap Gua Peninggalan Purba Jadi Destinasi Wisata

Hamparan Bukit dengan Batuan Purbakala di Desa Wisata Kadingeh. Sumber foto: Kemenparekraf.

Desa Wisata Kadingeh berhasil mengubah gua purba menjadi destinasi wisata. Konon diperkirakan, peninggalan purba tersebut merupakan gua paling besar di Sulawesi Selatan.

Kolomdesa.com, Enrekang – Desa Kadingeh berada di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Wilayah Desa Kadingeh termasuk kawasan yang subur, serta memiliki sumber mata air yang berlimpah.

Suburnya lahan yang dimiliki oleh Desa Kadingeh membuat aktivitas pertanian di kawasan tersebut berjalan dengan baik. Ketika musim panen tiba, beragam tanaman perkebunan seperti pohon kelapa dan tanaman palawija dapat menghasilkan sumber makanan besar.

Luasnya lahan pertanian yang ada di Desa Kadingeh juga dibarengi dengan potensi alam yang sangat potensial. Salah satu potensi alam yang ada di Desa Kadingeh berupa gua peninggalan purba, yang merupakan gua terbesar di Sulawesi Selatan.

Potensi wisata tersebut membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang menetapkan Desa Kadingeh jadi Desa Wisata pada tahun 2020. Hingga saat ini, destinasi wisata tersebut sudah dikenal dengan jumlah wisatawan yang semakin bertambah.

“Saat ini rute menuju ke gua purbakala sudah mulai diperbaiki dengan dibukanya jalan tanah, kedepannya akan kita tingkatkan dengan jalan cor atau beton, agar wisatawan nyaman saat datang,” terang Pengelola Desa Wisata Kadingeh, Umar pada Minggu (26/05/2024) kepada kolomdesa.com.

Desa Kadingeh Sulap Gua Peninggalan Purba Jadi Destinasi Wisata
Keindahan Stalaktit dan Stalakmit pada dinding dan atap Gua Purbakala di Desa Wisata Kadingeh. Sumber Foto : Kemenparekraf.

Wisata Gua Purba di Tengah Hamparan Bukit Hijau

Destinasi wisata di Desa Kadingeh yang menjadi favorit wisatawan yaitu gua peninggalan purbakala. Warga Desa Kadingeh menyebut gua ini dengan sebutan gua Loko’ Wai Lumbun atau Loko Bubau.

Gua ini begitu spesial, selain usia terbentuknya yang lama, kelebihan lainnya yang dimiliki oleh gua tersebut yakni adanya dinding, dan atap yang membentuk relief, atau yang biasa dikenal dengan stalaktit dan stalakmit yang indah.

Wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Wisata Sadingeh dapat menjelajah luasnya gua hingga masuk ke dalam. Selain itu, wisatawan dapat menikmati keindahan stalaktit, dan stalakmit untuk kegiatan swafoto.

 “Wisatawan  saat datang ke Wisata Goa purba alangkah baiknya, saat cuaca sedang panas, karena jalur masih aman dan cuaca tidak terlalu dingin,” beber Umar, kepada Kolomdesa.com.

Kejernihan air pada aliran Air Terjun di Desa Wisata Kadingeh. Sumber foto : Kemenparekraf.

Sumber Mata Air yang Membentuk Air Terjun    

Sumber mata air yang melimpah di Desa Wisata Kadingeh terbagi menjadi tiga sungai. Ketiga sungai itu, setiap harinya selalu mengalirkan air dengan volume yang tidak sedikit, kendati saat musim kemarau.

Ketiga sungai yang mengalir di Desa Kadingeh itu bertemu, dan membentuk satu aliran sungai di wilayah selatan Desa Kadingeh. Panjangnya rute yang melewati bukit dan lembah, di tengah aliran sungainya membentuk air terjun. Air terjun tersebut oleh warga setempat disebut dengan Air Terjun Sarambu Alla.

Air Terjun Sarambu Alla memiliki ketinggian yang terbilang pendek. Namun, derasnya air yang mengalir dari atas ketinggian itu mampu membentuk kubangan di bawahnya, sehingga wisatawan yang datang dapat berendam untuk merasakan dinginya sumber mata air tersebut.

“Air terjun yang masih dalam satu aliran sungai di Desa Kadingeh memiliki suhu yang sejuk, belum lagi dikelilingi oleh pepohonan hijau yang tumbuh subur, sehingga matahari tidak langsung menyengat ke kulit saat bermain ke Air Terjun ini,” terangnya.

Permainan Arum Jeram

Aliran sungai yang melewati Desa Wisata Kadingeh terbilang jernih, dan memiliki arus yang tidak begitu deras. Kondisi tersebut memungkinkan untuk digunakan sebagai wahana bermain arum jeram.

Wisatawan yang ingin merasakan serunya bermain arum jeram di Desa Wisata Kadingeh saat ini sudah tersedia. Berbagai perlengkapan arum jeram, mulai dari perahu, alat dayung, dan perlengkapan keamanan untuk menyusuri aliran sungai tersedia dan dapat disewa oleh wisatawan.

Wisatawan yang bermain arum jeram di aliran sungai Desa Wisata Kadingeh melewati rute yang tidak membosankan. Wisatawan dapat melihat hijaunya pohon-pohon perkebunan, jernihnya air yang mengalir membuat ingin berlama-lama saat bermain arum jeram.

“Wisatawan yang tertarik dengan olahraga yang memicu adrenalin dapat bermain dengan arum jeram, tidak perlu khawatir karena akan ada pengelola lapang yang akan mendampingi,” jelas pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Kadingeh itu.

Kuburan Tua di Desa Wisata Kadingeh. Sumber Foto : Kemenparekraf.

Terdapat Peninggalan Kebudayaan Kuno

Destinasi wisata budaya kuno di Desa Wisata Kadingeh tidak hanya berupa gua purbakala. Tujuan wisata yang lain tidak kalah vintage juga ada. Peninggalan-peninggalan di Desa Kadingeh yang dapat dikunjungi oleh wisatawan yaitu; Manduk Patina, dan Tondok Asahan.

Manduk Patina merupakan makam leluhur yang ada di Desa Wisata Kadingeh. Perbedaan makam tua Manduk Patina, dengan makanan lainnya yakni terletak pada tempat mayat disemayamkan.

Pada pemakaman pada umumnya, mayat akan dipendam dalam tanah, dengan kedalaman satu sampai dua meter. Berbeda dengan pemakaman tua yang ada di Desa Kadingeh, mayat dibiarkan di atas tanah, dan saat menjadi tulang, ditata rapi.

Wisatawan boleh berkunjung ke Manduk Patina, asalkan dapat menjaga peraturan yang berlaku. Salah satunya yaitu menjaga lisan, dan lingkungan sekitarnya.

“Destinasi kebudayaan kuno yang masih dalam satu area dengan Gua Purba tentu tidak boleh dilewatkan, karena tidak lengkap rasanya kalau belum tahu semua yang ada di Desa Wisata Kadingeh,” ucap Umar.

Pengelola Desa Wisata Kadingeh

Desa Wisata Kadingeh dikelola oleh Pokdarwis Way Lambun. Kegiatan yang dilakukan oleh anggota Pokdarwis selain membantu wisatawan menuju ke destinasi wisata, juga merawat area wisata agar tetap layak untuk dikunjungi.

Pemerintah Desa (Pemdes) Kadingeh turut andil dalam kegiatan Kepariwisataan di wilayahnya. Bentuk kepedulian yang dilakukan yaitu dengan menerbitkan SK Pokdarwis. Selain itu, pembinaan wisata juga diberikan dengan menyediakan fasilitas untuk diskusi bagi anggota Pokdarwis.

Pemkab Enrekang juga punya andil besar sehingga Desa Wisata Kadingeh dapat bertahan hingga saat ini. Selain, penerbitan SK Desa Wisata, promosi melalui berbagai kesempatan yang ada, baik seminar maupun melalui media sosial membuat destinasi wisata di Desa Kadingeh semakin dikenal.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Desa Wisata Kadingeh buka setiap hari dari jam 08.00 sampai 17.00 WIB. Wisatawan dapat berada di lokasi wisata, meskipun diluar jam tersebut. Akan tetapi, wisatawan yang datang diluar jam yang telah ditetapkan harus lapor terlebih dahulu ke pihak terkait.

Destinasi wisata yang ada di Desa Wisata Kadingeh tidaklah mahal. Rata-rata harga tiketnya, sesuai dengan kemampuan daya konsumsi warga pada umumnya. Seperti Air Terjun Sarambu Alla, dengan harga tiket yang hanya Rp 10 ribu. Sedangkan untuk wisata Gua Purba, pengelola memasok harga tiket dengan harga Rp 50 ribu.

Wisatawan yang ingin menikmati wisata budaya, tidak perlu khawatir lantaran harganya tidak terlalu jauh dengan wisata Purbakala. Seperti destinasi menjelajah kuburan tua, dengan harga tiket masuk yakni Rp 10 ribu.

“Desa Wisata Kadingeh seatinya terdapat lokasi perkemahan, sehingga wisatawan yang ingin kemah diperbolehkan, meskipun sampai menginap,” terang Umar.

Rute Menuju Desa Kadingeh

Desa Wisata Kadinge lokasinya tidak terlalu jauh dengan Kota Enrekang. Jarak Kedua tempat  itu, yakni 10 km. Wisatawan yang bertempat tinggal di sekitar Kota Enrekang, jika ingin ke Desa Kadingeh, dapat menggunakan transportasi` mobil dengan waktu tempuh 26 menit.

Wisatawan yang berada di Luar Kabupaten Enrekang, maupun luar Provinsi Sulawesi Selatan dapat melakukan perjalanan terlebih dahulu ke Kabupaten Enrekang menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Sesampainya di Kota Kabupaten Enrekang, perjalanan dapat dilanjut kembali, menuju ke Desa Wisata Kadingeh.

Wisatawan yang berasal dari luar Pulau Sulawesi, untuk menuju ke Desa Wisata Kadingeh dapat menggunakan transportasi udara. Wisatawan dapat menuju ke Bandar Udara (Bandara) terdekat yang menerima rute ke Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Sesampainya di Kota Makassar, wisatawan lanjut  perjalanan kembali ke Kota Enrekang. Jarak kedua kota itu yakni, 256 km, waktu perjalanan yaitu enam jam. Wisatawan yang sudah sampai di Kota Enrekang, selanjutnya perjalanan dapat dilanjut kembali menuju ke Desa Wisata Kadingeh, sebagai tempat tujuan akhir.

Pengunjung Desa Wisata Kadingeh

Desa Wisata Kadingeh setiap harinya selalu dikunjungi oleh wisatawan. Dalam setahun, kawasan wisata di Kabupaten Enrekang itu kedatangan pengunjung hingga puluhan orang.

Pengelola mencaat, jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2020 yang datang ke Desa Wisata Kadingeh mencapai seribu orang. Jumlah tersebut meningkat pada tahun 2021 seja baru ditetapkan jadi desa wisata  jadi 1,2 ribu pengunjung.

Wisatawan yang datang ke Desa Wisata  Kadingeh sempat mengalami penurunan pada tahun 2023. Pengelola mencatat, jumlah kunjungan turun 200 orang, jadi seribu wisatawan.

Wisatawan Desa Kadingeh akhirnya naik pada tahun 2023. Pengelola mencatat, jumlah wisatawan yang datang mencapai 1,1 orang.

“Wisatawan yang datang ke Desa Wisata Kadingeh, lebih banyak saat liburan tiba atau waktu akhir pekan,” kata Umar.

Omset Desa Wisata Kadingeh

Desa Wisata Kadingeh mendapat omset yang beragam tiap tahunnya. Omset tersebut, diperoleh dari tiap destinasi wisata yang ada.

Pengelola mencatat, omset yang diperoleh oleh Desa Wisata Kadingeh pada tahun 2020 mencapai lima juta Rupiah. Kendati jumlahnya tidak besar, namun ada peningkatan omset setahun berikutnya, yang mencapai tujuh juta Rupiah.

Keuntungan dari sektor wisata di Desa Wisata Kadingeh sempat menurun pada tahun 2021. Pengelola mencatat, jumlah keuntungan Desa Wisata Kadingeh turun dari tahun sebelumnya jadi enam juta Rupiah. 

Omset Desa Wisata Kadingeh akhirnya mengalami kenaikan pada tahun 2023. Pengelola mencatat hasil yang diperoleh dari sektor wisata mencapai delapan juta Rupiah.

“Selain dari tiket masuk objek wisata, omset juga diperoleh dari penyewaan peralatan dan mendampingi wisatawan saat berkunjung,” pungkas Umar.

Exit mobile version