Site icon Kolom Desa

Tarian Sanghyang Dedari di Desa Bunga Mekar Kembali Dibangkitkan

Tarian Sanghyang Dedari di Desa Bunga Mekar Sumber Foto:.Istimewa

Tarian Sanghyang Dedari di Desa Bunga Mekar Sumber Foto:.Istimewa

KLUNGKUNG – Banjar Behu, Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Kungkung kembali membangkitkan tradisi Tari Sanghyang Dedari. Tarian sakral tersebut nyaris punah setelah puluhan tahun tidak ditarikan akibat tidak adanya regenerasi.

Tarian Sanghyang Dedari kembali ditarikan di Pura Paibon Dalem Tarukan di Banjar Behu, serangkaian ngodakin pratima di pura paibon tersebut. Akhirnya tarian sakral tersebut kembali ditarikan, setelah adanya regenerasi.

Seorang warga Banjar Behu, Desa Bunga Mekar I Ketut Kusetyawan mengatakan tarian Sanghyang Dedari di Banjar Behu puluhan tahun tidak ditarikan lantaran tidak ada penerus. Mengingat tarian ini harus dibawakan oleh anak-anak yang belum memasuki masa menstruasi.

“Sebelumnya ibu saya pelatih tari Sanghyang Dedari, kakak saya juga. Tarian ini lama vakum, karena penari sebelumnya sudah beranjak dewasa dan cukup lama belum menemukan penari yang pas,” ungkap Kusetyawan, Senin (13/5/2024).

Tarian sakral ini kembali dibangkitkan setelah sejumlah tokoh setempat seperti jro mangku bermimpi yang dimaknai untuk membangkitkan kembali tradisi Sanghyang Dedari tersebut. Akhirnya krama sepakat untuk nyanjan (meminta petunjuk kepada Ida Sesuhunan).

Atas petunjuk tersebut, seluruh anak-anak di Banjar Behu dikumpulkan di pura dan dilakukan berbagai ritual. Lalu anak-anak yang mengalami kerauhan (trance) paling pertama, diyakini ditunjuk secara niskala untuk menjadi penari Sanghyang Dedari.

Lalu terpilihnya anak setempat, Ni Putu Ayu Ratih Noviani (10) yang duduk di bangku kelas III SD untuk mewarisi tarian sakral tersebut. Ni Putu Ayu Ratih lalu dilatih menari Sanghyang Dedari oleh warga setempat, yang sebelumnya juga pernah ditunjuk menjadi penari Sang Hyang Dedari.

“Anak yang ditunjuk mewariskan tarian Sanghyang Dedari ini, dengan cepat menguasai tarian Sanghyang Dedari ini,” ungkap dia.

Akibat lama tidak ditarikan, gelungan (mahkota) Sanghyang Dedari hanya disimpan di Pura Desa Banjar Behu. Namun, gelungan lama sudah rusak sehingga diganti baru sesuai aslinya termasuk busananya.

Tarian Sanghyang Dedari di Banjar Behu, Desa Bunga Mekar sangat unik. Penari akan menari dalam keadaan mata tertutup dan diiringi oleh kidung yang dilantunkan krama. Gerakannya pun mengikuti alunan kidung. Diyakini penari tidak sadarkan diri saat menari.

“Tarian Sanghyang Dedari ini tidak hanya ditarikan di Pura Khayangan Tiga, namun juga di Pura Paibon,” ungkap Kusetyawan.

Penulis : Fais

Editor : Habib

Exit mobile version