Kolom Desa

Tradisi Warga Desa Padomasan Saat Malam Takbir Lebaran

Pesta Kembang Api menutup tradisi malam tabir hari raya 1445/2024. Sumber foto: dok. pribadi/Achmad Fuji Asro

Malam Takbir Idul Fitri 2024 jadi momen yang membahagiakan bagi warga Desa Padomasan, Jombang, Jember. Selain, dapat berkumpul dengan sanak saudara, saat itu juga ada event Parade Sound, dan Pesta Kembang api di lapangan desa setempat.

JEMBERDesa Padomasan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Lokasinya yang berada di wilayah barat, yang berbatasan dengan Kabupaten Lumajang, dan jauh dari pusat kota.

Warga Desa Padomasan mayoritas berprofesi sebagai petani. Desa Padomasan ini memiliki luas total 1.000 ha, dan sepenuhnya yakni 4,5 ha berupa lahan sawah.

Warga Desa Padomasan setiap harinya dihabiskan dengan kegiatan bertani. Kesibukan warga, dan banyaknya yang bekerja ke luar kota, tentu Desa Padomasan tidak begitu ramai.

Sebagai desa yang mayoritas warganya yang memeluk agama Islam. Hari raya merupakan momen yang ditunggu oleh warga Padomasan, selain sebagai ajang silaturahmi. Warga yang berada di luar Kota juga berbondong-bondong untuk pulang ke Kampung halamannya.

Seperti yang terjadi pada Idul Fitri tahun 2024. Ribuan warga Desa Padomasan banyak yang menanggalkan kesibukannya, dan memilih untuk berkegiatan dengan keluarganya.

Terlebih, malam sebelum Hari Raya tiba, atau biasa dikenal dengan malam takbir. Pemerintah Desa Padomasan mengadakan event yang bertajuk ‘Malam Takbir Keliling’.

“Tradisi takbir keliling di malam hari ini merupakan tradisi yang ada di Desa Padomasan sebagai kegiatan menyambut hari kemenangan,” ucap Sekretaris Desa Padomasan, Abdul Khafik pada Selasa (09/03/2024).

Kemeriahan Event Saat Malam Takbir Lebaran Tahun 2024

Sore itu,  kemeriahan Takbir keliling sudah dapat diketahui dengan banyaknya kendaraan truk yang berdatangan. Kendaraan truk itu bukannya dengan bak kosong, akan tetapi sudah terinstal tumpukan sound, lengkap dengan genset sebagai tenaga listriknya.

Saat memasuki Desa Padomasan, suara musik yang bernada islami sudah mulai dihidupkan. Terdengar suara bas dari sound yang menggelegar sampai tembus ke dalam dada.

Body truk yang besar, ditambah dengan tumpukan sound di belakang yang menutup arah pandang. Seketika jalan Padomasan sedikit terhambat, sehingga keramaian di jalan sudah dapat dilihat, dan peristiwa itu berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang terbilang sepi.

Kedatangan truk yang lengkap dengan parade sound itu, ternyata tidak langsung masuk ke dalam lokasi event, yakni Lapangan Desa Padomasan. Ternyata Pemerintah Desa Padomasan melarang truk-truk dengan volume besar itu masuk lokasi kegiatan sebelum waktunya.

“Kami arahkan truk agar tidak berkumpul di Lapangan Padomasan terlebih dahulu, karena takutnya mengganggu aktivitas warga di sekitar sini,” terang Khafik.

Tradisi Warga Desa Padomasan Saat Malam Takbir Lebaran
Parade sound dengan hiasan lampu warna-warna melintas di jalan Desa Padomasan. Sumber Foto: Dok. pribadi/Achmad Fuji Asro

Kemeriahan Parade Truk dengan Hiasan Lampu Warna-Warni

Parade Sound truk di Desa Padomasan berlangsung dari jam 22.00 sampai 00.00 WIB. Rute yang dilalui yakni dari Masjid Nurul Muttaqin, Wringinsari hingga menuju lokasi kegiatan di Lapangan Padomasan, Jombang, Jember.

Kurang lebih truk berjumlah 49 itu berjalan menyusuri jalan Desa Padomasan. Bunyi suara sound dengan lantunan, suara takbir, tasbih, dan tahmid dengan iringan musik modern terdengar kencang di jalanan Desa Padomasan.

Lampu yang dipasang di badan truk dengan warna yang beragam menambah kemeriahan Parade Sound malam takbir itu. Belum lagi, pengiring dari masing-masing truk yang berjejer ke belakang tent menambah kemeriahan kegiatan itu.

Kegiatan Parade Sound di Desa Padomasan sejatinya akan melalui jalan seluruh dusun. Lantaran jalanan penuh dan adanya kemacetan, serta waktu sudah malam, sehingga panitia memutuskan untuk langsung membelokan Parade Sound ke lapangan setelah sampai di Krajan 2, Desa Padomasan.

“Rencana masuk ke Krajan 1 Desa Padomasan, namun karena terlalu malam sehingga kamu memutuskan untuk langsung belok ke Lapangan Padomasan,” Ucap Ketua Panitia Parade Sound Malam Takbir di Desa Padomasan, Amin Tohari.

Kereta kelinci juga turut meramaikan tradisi malam takbir di Desa Padomasan. Sumber foto: Dok. pribadi/Achmad Fuji Asro

Terdapat Kereta Kelinci di Sela-sela Parade Sound

Bukan hanya truk yang sudah dipasang instalasi sound yang memenuhi jalan Desa Padomasan saat malam takbir tiba. Kereta Kelinci juga ikut meramaikan kegiatan pesta tersebut.

Saat pawai sound berlangsung, terlihat kereta kelinci berjalan di belakang setiap satu truk yang berisikan sound.

Keberadaan kereta kelinci tentu sangat penting saat event parade sound malam takbir di Desa Padomasan. Selain untuk mengangkut anak-anak yang ingin melihat pesta kembang api di lapangan, juga sebagai pembatas dari setiap truk berisikan sound saat di jalan, sehingga suara musiknya tidak menyatu.

“Kereta kelinci yang berjalan mengikuti kegiatan pawai kurang lebih berjumlah 14, dan ikut berjalan dari lokasi pemberangkatan,” terang Amin Tohari.

Pesta Kembang Api Saat Malam Takbir di Desa Padomasan Berlangsung Meriah

Setelah seluruh kendaraan truk dengan tumpukan sound di baknya, dan kereta kelinci seluruhnya memasuki Lapangan Padomasan. Kegiatan yang ditunggu oleh warga yang sudah berkumpul yakni Pesta Kembang Api.

Kendati Parade Sound belum sampai di Lapangan Desa Padomasan, ribuan warga sudah memadati lokasi kegiatan. Bahkan jalan di sekitar Lapangan Padomasan menjadi macet karena begitu banyaknya warga yang datang, hingga tumpah ruah ke luar lapangan.

Antropologi jalan di sekitar lapangan yang sejajar dengan bentuk tepian lapangan. Seluruh jalan penuh dengan lautan manusia yang antusias dengan pertunjukan kembang api di malam takbir Idul Fitri 1445 Hijriah ini.

Pesta kembang api dimulai pukul 00.30 WIB. Kembang api dengan berbagai jenis, meletup-letup di udara Lapangan Desa Padomasan. Terlihat api yang berwarna, hijau, biru dan ungu memancarkan cahayanya.

Kurang lebih sekitar 40 menit, kembang api terus menyala saat pesta tersebut berlangsung. Warga yang berdatangan banyak yang antusias mengabadikan momen pesta kembang itu, dengan menggunakan gawai yang dimiliki.

Kembang api dengan jumlah puluhan itu akhirnya berakhir tepat pada jam 01.30 WIB. Seluruh warga yang memadati Lapangan Desa Padomasan kemudian meninggalkan lokasi pesta kembang api dengan tertib.

“Kegiatan kembang api merupakan komitmen bersama dari Pemerintah Desa Padomasan, dan Warga Desa Padomasan,” sebut Ketua Panitia Pesta Kembang Api Malam Takbir Hari Raya Idul Fitri 2024 di Desa Padomasan, Moh. Iksan

Keinginan Warga Ada Lagi Kegiatan Serupa

Saat kegiatan Parade Sound dan Pesta kembang api berlangsung, antusiasme warga begitu tinggi. Mulai dari, ikut kegiatan parade, maupun saat datang ke lokasi pesta kembang api, yakni Lapangan Desa Padomasan.

Terlihat ada warga yang ikut parade sound, dengan menggunakan sepeda motor dengan sabar menunggu untuk bisa jalan, lantaran ada kemacetan. Seluruh rute yang dilewati truk sound, juga dilewati.

Anak-anak yang ikut naik di Kereta Kelinci juga terlihat senyum di wajahnya, kembali bersenda gurau dengan temannya yang lain. Ada juga yang ikut melantunkan bacaan takbir sesuai dengan lagu sound yang dibunyikan.

Saat pesta kembang api berlangsung, kehebohan warga semakin terlihat. Saat kembang api mulai dinyalakan, warga sudah siap dengan gawai-nya, untuk mengabadikan moment.

Bukan hanya itu, saat kembang api sudah meluncur ke udara. Saat di udara sudah mulai meletup, kemudian kembang api memancarkan cahaya berbagai warna. Warga banyak yang berteriak, seakan mengutarakan kebahagiaannya.

Salah satu warga yang juga turut datang dalam kegiatan itu bernama Septa. Pemuda asal Dusun Krajan 1 Desa Padomasan itu, merasa bahagia bisa melihat kembang api lagi dengan durasi lama.

“Kegiatannya menarik, semoga ada lagi pesta kembang api, tidak hanya saat malam takbir Idul Fitri,” jelas Septa.

Exit mobile version