Desa Wisata Pujon Kidul, Manfaatkan Sawah Jadi Objek Wisata

Desa Wisata Pujon Kidul merupakan desa di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang berinisiatif memanfaatkan kekayaan alamnya untuk wisata.
Desa Wisata Pujon Kidul kelola potensi kekayaan alamnya menjadi daya tarik wisata baru di Kabupaten Malang. Sumber Foto: Instagram@desawisata_pujonkidul
Desa Wisata Pujon Kidul kelola potensi kekayaan alamnya menjadi daya tarik wisata baru di Kabupaten Malang. Sumber Foto: Instagram@desawisata_pujonkidul

Desa Wisata Pujon Kidul dikenal memiliki potensi alam yang melimpah. Desa ini berhasil menyulap lahan persawahan menjadi objek wisata yang memanjakan mata dengan pemandangan sawah hijau berlatar gunung. Mengusung konsep wisata alam, Desa wisata ini menawarkan berbagai kegiatan, seperti petik sayur, outbound, camping, belajar membuat biogas, mengolah susu atau beternak. 

MALANGDesa Wisata Pujon Kidul merupakan desa di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang berinisiatif memanfaatkan kekayaan alamnya untuk wisata. Luas desa ini sekitar 330 hektar yang terbagi menjadi tiga dusun yakni Dusun Maron, Krajan, dan Tulungrejo. 

Pematang sawah dan peternakan warga disulap menjadi area wisata yang seru. Tak hanya itu, perkebunan buah masyarakat pun dimanfaatkan menjadi area petik buah yang menjadi ciri khas wisata di Malang.

“Jadi potensi yang ada di desa Pujon Kidul ini adalah pertanian dan peternakan, itulah yang kita kemas menjadi konsep wisata yang sampai saat ini berkembang dan ternyata wisata adalah salah satu jawaban permasalahan yang ada di Desa Pujon Kidul ini,” ungkap Anas Taufik, Bendahara Desa Pujon Kidul, Rabu (17/4/2024).

Desa Wisata Pujon merupakan salah satu dari 15 desa yang menjadi pemenang utama Program Desa BRILian 2022. Program pemberdayaan desa oleh BRI ini bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul serta semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDGs).

Desa Wisata Pujon Kidul juga menawarkan Café Sawah Pujon Kidul yang memadukan tempat wisata instagramable dengan suasana alam dan sajian kuliner khas Pedesaan. Banyak spot foto menarik di cafe sawah ini  seperti taman cinta, gubuk di tengah sawah, papan nama Desa Wisata Pujon Kidul, jembatan kayu, tempat duduk kayu, kolam ikan, dan hamparan sawah.

Kearifan lokal yang ada di desa ini juga menjadi daya tarik tersendiri yang akhirnya memunculkan wisata baru berbasis budaya. Wisata tersebut bernama Kampung Budaya dengan ciri khasnya adalah wisata kuliner yang biasa disebut “Pawon Ndeso”.

Wisata ini dilengkapi dengan musik tradisional juga kesenian tari. Rumah pintar juga tersedia di desa ini dimana dalam Kampung Budaya ini terdapat kegiatan membatik, permainan tradisional seperti egrang, sepeda kayu, dan juga permainan congklak yang dibangun dengan nuansa tradisional.

Desa Wisata Pujon Kidul, Manfaatkan Sawah Jadi Objek Wisata
Cafe Sawah, salah satu objek wisata andalan yang dimiliki Desa Wisata Pujon Kidul. Sumber Foto: Instagram@desawisata_pujonkidul

Menikmati Kopi Ala Cafe Sawah Desa Wisata Pujon Kidul

Pembukaan desa wisata Pujon ini berawal dari gagasan sejumlah warga yang ingin memajukan kampungnya pada 2015. Desa Pujon Kidul terdiri dari tiga dusun ini telah dihuni oleh 4.279 jiwa.

Pengembangan perekonomian Desa Pujon Kidul tak lepas dari sejumlah inovasi. Desa Wisata Pujon Kidul melakukan inovasi melalui obyek wisata unggulan yang dimilikinya.

Salah satunya yaitu membuat usaha Cafe Sawah. Sesuai dengan namanya Cafe Sawah, saung-saungnya dibuat seolah-olah pengunjung sedang menikmati kopi atau makan di gubuk petani yang biasanya berada di tengah areal persawahan.

Tempat makan yang dikonsep secara kontemporer ini menyajikan pemandangan alam dan suasana sawah yang menenangkan sehingga cocok untuk menghilangkan penat. Café Sawah juga menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Desa Wisata Pujon Kidul, bahkan sedang hits di Malang. 

Tempat wisata yang dibuka pada 2016 juga dilengkapi dengan gubuk-gubuk unik dari kayu yang bisa digunakan sebagai tempat makan. Supaya, wisatawan yang bertandang benar-benar merasakan suasana areal persawahan. 

Aktivitas para petani yang tengah mengerjakan sawah menjadi salah satu daya tarik tambahan yang bisa dinikmati pengunjung. Sambil menyantap hidangan, wisatawan dapat melihat para petani mengerjakan sawah. 

Kuliner yang disediakan juga merupakan kuliner keseharian, seperti sayur lodeh, tumis kacang, sayur sop, mendoan tempe, nasi jagung, telur bumbu bali, urap, dan lain sebagainya. Cafe sawah juga menjadi salah satu destinasi andalan yang dimiliki Desa Wisata Pujon Kidul.

“Cafe sawah memang hingga saat ini menjadi andalan wisata di desa kami,” ucapnya. 

Bentang alam Cafe Sawah memang memanjakan mata dengan luas area yang mencapai dua hektare. Pengunjung yang datang, sengaja dibuat betah berlama-lama bersantap kuliner sambil mengamati aktivitas petani sedang bekerja di lahan pertanian.

“Masyarakat juga berinovasi dengan memanfaatkan hasil pertanian dan peternakan seperti Petik buah, tangkap ikan dan aktivitas agrowisata bisa dilakukan di desa ini,” katanya. 

Desa Wisata Pujon Kidul, Manfaatkan Sawah Jadi Objek Wisata
Kampung Budaya Desa Wisata Pujon Kidul tawarkan fasilitas edukasi dan wisata kuliner tradisional. Sumber Foto: Instagram@desawisata_pujonkidul

Kampung Budaya, Fasilitas Edukasi dan Kuliner bagi Wisatawan

Kampung Budaya adalah salah destinasi wisata yang ada di Desa Pujon Kidul. Kampung budaya bersebelahan dengan Desa Pujon Lor di utara, Desa Sukomulyo di barat, Hutan Perhutani di selatan, dan Desa Pujon Lor Kecamatan Pujon di timur.

Luas lahan di kampung ini dibagi menjadi beberapa peruntukan, termasuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi, dan lain-lain. Meskipun merupakan perkampungan seperti kampung-kampung lainnya, Kampung Budaya Pujon Kidul tetap mempertahankan budaya masyarakat setempat. 

Kampung Budaya didirikan pada tahun 2019 dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Wisata kuliner “Pawon Ndeso” menjadi konsep unggulan Kampung Budaya, disertai dengan musik tradisional dan kesenian tari. 

Kampung ini memiliki rumah pintar yang menyediakan kegiatan membatik dan permainan tradisional seperti egrang, sepeda kayu, dan congklak. Daya tarik Kampung Budaya Pujon Kidul menarik banyak kunjungan wisatawan dari luar kota, bahkan dari luar pulau dan negara asing seperti Qatar, Jepang, dan Malaysia. 

Wisata Kampung Budaya ini berawal dari adanya peluang potensi untuk dijadikan tempat wisata dengan faktor pendukung yaitu pemandangan bukit yang indah, dan sejuk yang bisa memanjakan mata. Hal tersebut bisa menjadi faktor memajukan perekonomian serta SDM di Desa Pujon Kidul. 

Kampung Budaya sendiri meliputi 2 RT yang luasnya dianggap sudah cukup apabila dijadikan tempat wisata. Rencananya Kampung Budaya sendiri akan terus di kembangkan seperti, Café Sawah Desa Pujon Kidul.

Kampung Budaya sendiri akan dikelola langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang melibatkan masyarakat setempat. BUMDesa sendiri memiliki unit Live In dimana tugas Live In ini untuk mengelola dan mengembangkan Kampung Budaya Pujon Kidul, untuk Live In sendiri beranggotakan 5 orang laki-laki.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Destinasi wisata ini beroperasi setiap hari yang terbagi pada hari Senin – Jumat, Desa Wisata Pujon Kidul akan dibuka dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Pengelola akan memperpanjang operasional wisata pada akhir pekan yang dibuka dari pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Biaya masuk Desa Wisata Pujon Kidul  sangat terjangkau, hanya Rp 12.500 per orang dan sudah termasuk  voucher makan. Harga makanannya juga sangat terjangkau mulai dari Rp 10.000 dan harga minuman mulai dari Rp 4.000 saja.

Wisatawan yang ingin menikmati berbagai wahana perlu membayar biaya tiket tambahan sebesar Rp 10.000 hingga Rp 250.000 per orang. Wahana atau spot wisata yang ditawarkan diantaranya spot foto cafe sawah seharga Rp. 10.000, naik kuda dengan tarif Rp. 40.000.

Wisatawan yang ingin merasakan sensasi berwisata yang lebih seru bisa mencoba menyewa ATV yang dibanderol dengan harga Rp. 40.000, sewa jeep offroad seharga Rp. 150.000 dan menginap di homestay dengan tarif mulai dari Rp. 250.000. Pengunjung yang datang membawa kendaraan pribadi akan dikenakan biaya parkir sepeda motor sebesar Rp 5.000 per kendaraan dan biaya parkir mobil sebesar Rp 10.000 per kendaraan.

Pengelola Desa Wisata Pujon Kulon

Pengelolaan Desa Wisata Pujon Kidul dilakukan oleh pihak pemerintah desa melalui BUMDesa Sumber Sejahtera. Sejak tahun 2017 pengelolaan objek wisata Desa Wisata Pujon Kulon dilakukan oleh BUMDesa tersebut. 

BUMDesa Sumber Sejahtera hingga saat ini telah memiliki 10 unit usaha. Unit-unit usaha tersebut diantaranya air bersih, toko desa, unit wisata desa, parkir dan ticketing, cafe sawah yang menjadi pionir wisata, unit pertanian, pengolahan sampah, guesthouse dan pusat oleh-oleh. 

Pengelolaan wisata melalui BUMDesa bertujuan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat desa. Tujuan lainnya juga dilakukan untuk peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) sehingga bisa menunjang percepatan pembangunan yang ada di desa. 

BUMDesa Sumber Sejahtera memiliki kiat tersendiri dalam mengelola Desa Wisata yaitu mengutamakan kekompakan semua pihak dalam memfasilitasi, mendampingi dan memberikan solusi terhadap permasalahan dengan didasari kejujuran dan keikhlasan demi kesejahteraan masyarakat. Pengelola BUMDesa juga diutamakan bagi mereka yang siap bekerja untuk membesarkan BUMDesa. 

Masyarakat dilibatkan penuh dengan niat yang sama yaitu ingin mewujudkan kesejahteraan bersama dengan proses kerja keras dengan saling melengkapi dan mencari solusi terbaik dalam wadah lembaga BUMDesa. Alhasil BUMDesa maju cukup pesat, desa wisata jadi semakin ramai pengunjung dan masyarakat ekonominya melesat.

Rute Menuju Desa Wisata Pujon Kidul

Desa Wisata Pujon Kidul terletak di sisi barat Kota Malang, hal ini memungkinkan wisatawan melewati Kota Batu apabila berangkat dari arah Kota Malang. Jarak yang harus ditempuh dari pusat kota sekitar 30 kilometer dengan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam.

Wisatawan yang ingin mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul, perjalanan dimulai dengan mengarahkan kendaraan ke daerah Batu, Malang. Dari sana, wisatawan akan melewati daerah Payung, yang dikenali dengan keberadaan tiga patung sapi yang mencolok. 

Setelah itu, perjalanan akan berlanjut dengan memasuki gang yang dikenal sebagai Gang Beringin, yang membentang lurus sejauh sekitar 4 km. Destinasi wisata yang satu ini terletak di sisi kiri jalan, berdekatan dengan sekolah setempat. 

Apabila menggunakan transportasi umum, wisatawan bisa menaiki bus umum yang melintasi daerah di dekat area Pujon Kidul. Pilih bus dengan jurusan Kasembon dan turun di Jalan Brigjen Abdul Manan Wijaya, kemudian wisatawan bisa berjalan kaki selama 11 menit atau naik ojek hingga tiba di tujuan rekreasi alam Pujon Kidul.

Aksesibilitas menuju lokasi wisata juga bisa dibilang sudah mumpuni dan mendukung perkembangan wisata. Hal ini dibuktikan dengan rutenya yang mudah ditempuh, bisa ditempuh dengan motor maupun mobil serta memiliki jalan yang sudah beraspal. 

Pengunjung Desa Wisata Pujon Kidul

Pada tahun 2018, Pujon Kidul menyumbang 497 ribu wisatawan dari total 2,9 juta wisatawan yang mengunjungi Kota Batu. Jumlah tersebut meningkat 17,5% dimana pada tahun 2016 dan 2017 mencapai 26 ribu dan 214 ribu orang yang berkunjung ke Wisata Pujon Kidul. 

Secara cluster pasar wisata, pasar sasaran wisatawan Desa Pujon Kidul masih satu cluster dengan destinasi wisata kota Batu. Kondisi ini terjadi karena lokasi desa Pujon Kidul hanya berjarak 7 km dari kota Batu.

Berdasarkan data kunjungan wisatawan ke Desa Pujon Kidul menandakan bahwa terdapat trend peningkatan kunjungan wisatawan dari tahun 2016 sebesar 188.082 wisatawan (720 %), tahun 2017 sebesar 283.439 wisatawan (132,3%). Hal ini menunjukan potensi pasar yang terus meningkat secara signifikan untuk mendukung pengembangan wisatawan. 

Merebaknya pandemi Covid-19  ke Indonesia pada tahun 2020 membuat sektor pariwisata merasakan dampak negatif. Pandemi membuat kegiatan perekonomian di Desa Wisata Pujon Kidul terpuruk hingga harus tutup setidaknya 5,5 bulan.

Kondisi ini membuat omset menurun dan mengakibatkan banyak pemuda desa yang kembali menjadi pengangguran. Beberapa unit usaha selama masa pandemi juga terpaksa harus tutup karena operasional ikut berhenti bila tidak ada pengunjung.

Beruntung meski pandemi namun mayoritas SDM di Desa Wisata Pujon Kidul tidak mencari pekerjaan di tempat lain. Pelibatan pemuda desa setempat sebagai komponen SDM di BUMDesa menjadi sebuah keuntungan tersendiri. 

Pertengahan Januari 2021, Desa Wisata Pujon Kidul kembali bergeliat. Beberapa tempat kembali dibuka dan Desa Wisata Pujon Kidul masih menjadi prioritas wisatawan karena tempatnya murah dan luas.

Saat ini jumlah kunjungan ke Desa Wisata Pujon Kidul mencapai 500-600 orang saat hari kerja. Sementara saat akhir pekan jumlah kunjungan wisatawan bisa mencapai 4000-5000 orang.

“Tapi ini masih jauh jika dibandingkan sebelum pandemi. Dulu kalau weekday kami bisa 1000-1500 orang. Bahkan kalau weekend bisa mencapai 8000 orang tiap hari,” paparnya. 

Omset Desa Wisata Pujon Kidul

Melonjaknya jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Pujon berbanding lurus dengan pemasukan yang dihasilkan dari sektor wisata. Desa yang berfokus pada wisatanya ini diketahui mengandalkan unit-unit usaha yang dikelola oleh BUMDesanya untuk meningkatkan PADes. 

PADes Pujon Kidul mengalami perubahan drastis selama satu dekade terakhir. Pada 2011, PADes hanya sebesar 35 juta, Hingga pada 2021, PADes naik drastis menjadi Rp1,4 miliar. 

Cafe sawah yang menjadi andalan Desa Wisata Pujon Kidul berperan penting dalam peningkatan jumlah PADes. Cafe Sawah serta parkir wisatanya menyumbang lebih dari 90 persen (Rp8,96 miliar) total omzet BUMDesa.

Pada tahu  2018 tercatat keuntungan yang dibukukan oleh BUMDesa sebesar Rp800 juta. Meski terjadi pandemi Covid-19, pada 2020 BUMDesa masih bisa menyumbang PADes sebesar Rp1,4 miliar dan meningkat menjadi Rp9,5 miliar pada tahun 2021.

Cafe Sawah menjadi percontohan wisata yang menerapkan protokol kesehatan menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Mei 2021. Program daring diberikan dengan tujuan untuk mendata dan monitoring wisatawan.

“BUMDesa dikelola anak desa sendiri. Mereka belajar manajemen dan tata kelola keuangan. Terseok-seok hingga mengelola uang omzet BUMDesa miliaran rupiah per tahun,” tutupnya.

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: