GUNUNG MAS – Sejumlah 10 desa ditetapkan sebagai lokus prioritas percepatan penurunan angka stunting pada tahun 2025 oleh Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Adapun camat dan kepala desa yang menjadi lokus penanganan stunting, agar mengerahkan segala daya dan upaya untuk menurunkan angka stunting.
“Tentunya berkolaborasi serta bersinergi dengan multi sektor dalam penanganannya. Catatan penting yakni tetap saling berkoordinasi satu sama lain, dalam koridor Tim Percepatan Penurunan Stunting,” ujar Bupati Gunung Mas Jaya, S Monong, Selasa (02/04/2024).
S Monong mengatakan adapun 10 desa yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting di 2025 yakni Tumbang Malahoi dan Tumbang Jutuh di Kecamatan Rungan. Kemudian Tumbang Takaoi di Kecamatan Kahayan Hulu Utara.
“Selanjutnya Sandung Tambun dan Upon Batu di Kecamatan Tewah, Karetau Sarian dan Tumbang Mahuroi di Kecamatan Damang Batu, Tumbang Miwan dan Tumbang Lampahung di Kecamatan Kurun, serta Mangkawuk di Rungan Barat yang menjadi lokus prioritas, ujarnya
Selain itu, orang nomor satu di Kabupaten Gunung Mas ini juga meminta kepada camat, kades dan lurah untuk selalu berinovasi. Hal tesebut bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada di wilayah masing- masing, demi menurunkan angka prevalensi stunting.
“Inovasi-inovasi tersebut nantinya didokumentasikan dengan baik, sistematis dan terstruktur, guna memudahkan proses pembelajaran bersama. Itu juga akan membantu meningkatkan indeks inovasi daerah kita,” ungkapnya
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Gunung Mas, Yantrio Aulia mengatakan rembuk stunting bertujuan menyampaikan hasil analisis situasi penurunan stunting dan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting 2025.
“Tujuan lainnya adalah mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi, serta membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting di Gunung Mas,” tandasnya.
Penulis : Devi arp
Editor : Habib Az
