Site icon Kolom Desa

Ada Masjid Kuno di Desa Songak

Keterangan foto : Masjid Kuno di Desa Songak Sumber foto : Istimewa

Keterangan foto : Masjid Kuno di Desa Songak Sumber foto : Istimewa

LOMBOK TIMUR – Tidak ada nama khusus yang disematkan pada masjid ini, warga setempat menyebutnya dengan Mesigid Bengan yang berarti Masjid Tua. Masjid kuno yang berlokasi di Desa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur ini merupakan bangunan bersejarah yang diperkirakan telah berumur 715 tahun.

 

“Meski sudah berabad-abad lamanya, tidak banyak yang berubah dari bangunan masjid. Temboknya masih dari paduan tanah liat dan bata merah. Alami dan rapi. Atapnya dari Jerami. Juga empat pilar masjid, yang dari kayu, masih berdiri koko,” kata Tokoh Adat Desa Songak, Guru Murdiah, Minggu (17/3/2024).

 

Murdiah menyebutkan, pada tahun lalu masjid ini telah dipugar. Namun, dengan tetap mempertahankan bangunan aslinya.

 

”Hanya atapnya kami perbaiki. Kalau tiang dan tembok tidak pernah diganti sejak berdirinya masjid,” kata Murdiah.

 

Ia menjelaskan, di Desa Songak terdapat dua masjid, hanya saja warga setempat tetap menjadikan masjid sebagai tempat ibadah. Masjid ini tetap digunakan untuk salat lima waktu, Idul Adha, Idul Fitri, tarawih, hingga acara adat keagamaan lainnya.

 

”Kami juga gunakan sebagai tempat musyawarah dan acara adat lainnya. Masyarakat tidak ingin masjid ini hanya sebatas bangunan tua yang mengandung banyak sejarah,” imbuhnya.

 

Murdiah menyebut, tidak ada masyarakat yang tahu persis siapa pendiri dan kapan didirikannya masjid ini. Namun berdasarkan cerita yang ada, masjid ini diperkirakan berdiri sejak tahun 1309 lalu.

 

Sebelum membuat masjid yang baru, masjid kuno ini sempat diusulkan untuk digunakan hanya sesekali saja. Mengingat bangunannya sangat sempit dan tidak bisa menampung banyak orang, tetapi sebagian besar masyarakat menolak sehingga masjid tetap dimanfaatkan dan dirawat sampai sekarang.

 

”Makanya aktif digunakan sehari-hari, tidak hanya di Ramadan saja,” sebutnya.

 

Sementara itu, Tokoh Muda Mesigid Bengan Desa Songak Saipullah Haqqul Yaqin menambahkan, ada mitos yang berkembang di tengah masyarakat terkait bangunan masjid ini. Dulunya masjid ini berdiri seperti jamur yang tumbuh.

 

“Bermula dari tumpukan tanah, kemudian tumbuh secara perlahan-lahan sehingga membentuk sebuah masjid,” tandasnya.

 

Penulis : Fais

Editor : Habib

Exit mobile version