BALI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat terdapat ratusan desa/kelurahan yang rawan banjir dan longsor. Hal tersebut berdasarkan hasil dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Bali 2022-2026 yang diterbitkan oleh Kedeputi Sistem dan Strategi BNPB.
“Terdapat 328 desa/kelurahan yang perlu waspada banjir, dengan rincian 68 kelas bahaya tinggi dan 260 kelas bahaya sedang,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, Senin (13/11/2023).
Ia menjelaskan, daerah yang rawan banjir dengan kelas bahaya tinggi berpotensi terjadi di Kabupaten Jembrana dan Tabanan. Sedangkan Kabupaten dan kota lainnya masih tergolong bahaya sedang.
Kemudian, daerah yang rawan longsong dengan kelas bahaya tinggi berada di Kabupaten Jembrana, Karangasem, dan bangle. Sedangkan yang lainnya sedang.
“Terdapat 363 desa/kelurahan harus mewaspadai ancaman tanah longsor, dengan rincian 39 kelas bahaya tinggi dan 324 kelas bahaya sedang,” ujarnya.
Ia meminta, agar warga Bali mewaspadai terhadap potensi bencana memasuki musim hujan. Dirinya juga mengimbau agar warga yang tinggal di dekat Sungai maupun lereng untuk menyiapkan strategi penyelamatan diri jika sewaktu-waktu terdapat bencana.
“Mari lebih waspada dan slalu siap siaga dalam menghadapi berbagai potensi ancaman bencana,” tuturnya.
Sekadar informasi, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) memprediksi puncak musim hujan untuk wilayah Bali terjadi pada Januari hingga Februari 2024. Meski begitu, hujan sudah mulai mengguyur beberapa wilayah di Bali.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Mukhlis