Site icon Kolom Desa

PLN Konversi PLTD ke EBT di 10 Desa Hemat Biyaya Rp8,5 Miliar

PLN Konversi PLTD ke EBT di 10 Desa Hemat Biyaya Rp8,5 Miliar Sumber foto: pln.co.id

PLN Konversi PLTD ke EBT di 10 Desa Hemat Biyaya Rp8,5 Miliar Sumber foto: pln.co.id

PONTIANAK – Unit Induk Distribusi (UID) PT PLN Kalimantan Barat menyebutkan, konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi pembangkit berbasis energi baru (EBT) di 10 desa. Hal tersebut untuk menghemat biaya operasional sebesar Rp 8,5 miliar per bulan.

 

 

“PLN UID Kalbar telah melakukan penyambungan pada 10 sistem Unit Listrik Desa (ULD) menjadi sistem grid pola operasi dari 12 jam menjadi 24 jam pada program dedieselisasi. Melalui program dedieselisasi dan perubahan jam pelayanan ini PLN berhasil menekan biaya operasional sebesar Rp8,5 miliar per bulan,” ujar Generasi Manager PLN UID Kalbar, Wahyu Jatmiko, Jumat (10/11/2023).

 

 

Ia menjelaskan dedieselisasi di sistem ULD tersebut meliputi Desa Tanjung Saleh, Sepuk Laut, Nanga Ella, Sayan, Nanga Silat, Temajuk Sambas, Jongkong, Bora, Siding dan Seberuang. Dengan adanya sistem grid ini, mesin PLTD diberhentikan dan berubahnya pola operasi pada 10 ULD tersebut.

 

 

Program dedieselisasi ini menjadi langkah kecil dari PLN, tetapi akan menjadi lompatan besar bagi pencapaian target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060. Untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan bauran energi bersih, PT PLN melakukan program dedieselisasi sekitar 5.200.

 

 

PLTD ini nantinya dikonversi ke pembangkit berbasis EBT, pembangkit gas, maupun integrasi dengan grid nasional. Keberadaan listrik yang menyala 24 jam akan bermanfaat bagi masyarakat di kawasan tersebut.

 

 

Sebagai informasi, keberadaan listrik yang menyala 24 jam akan bermanfaat bagi masyarakat di kawasan tersebut, seluruh aspek kehidupan masyarakat akan semakin berkembang, kualitas hidup masyarakat pun terus meningkat.

 

 

Penulis: Devi arp
Editor: Mukhlis

Exit mobile version