JEMBER – Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember terus memberikan terobosan baru. Salah satunya dengan memberikan fasilitas pelayanan publik kepada warganya berbasis digital melalui aplikasi MallDesa.
“MallDesa adalah aplikasi ketiga yang memadukan pelayanan publik dengan digitalisasi,” kata Kepala Desa Sidomulyo, Kamiluddin, Selasa (17/10/2023).
Ia menjelaskan, pada mulanya Pemdes Sidomulyo hanya menerapkan QR code sebagai layanan publik. Tinggal scan code, maka ponsel sudah diarahkan ke browser layanan.
“Tetapi itu hanya melayani surat-menyurat saja,” tuturnya.
Mas Kades sapaan akrabnya, tak berselang lama beralih menggunakan aplikasi bernama Sidomulyo Pelayanan Terpadu (Sipadu). Akan tetapi, menurutnya hal itu ternyata belum mengcover kebutuhan masyarakat dan masih banyak masyarakat yang memerlukan akses pelayanan yang lebih simpel.
“Terbitlah MallDesa. Aplikasi ini menggabungkan banyak fitur. Mulai dari administrasi, pengaduan, berita, mitigasi bencana, lapak UMKM, hingga pariwisata,” ujarnya.
Ia menjelaskan, beragam fitur ini bagian dari penerapan desa digital. Sebagai desa digital pertama di Jember, aplikasi ini dinilai sangat membantu, terutama pelayanan administrasinya.
“Sebab, pelayanan surat-menyurat itu bisa diakses dan didapatkan kapan saja serta di mana saja. Selama terhubung internet dan disetujui admin, satu klik pelayanan dapat terselesaikan,” jelas Mas Kades.
Dirinya mengaku ini memang paling populer. Apalagi bagi warga di tiga dusun yang berada di kawasan hutan, yaitu Dusun Gunung Gumitir, Tanah Manis, dan Garahan Kidul.
“Lokasinya yang jauh di tengah hutan dengan jalanan terjal berbatu membuat masyarakat merasa enggan repot-repot mengurus surat ke desa. Belum lagi jika hujan, atau tidak bertemu pimpinan desa. Alamak, bisa makin panjang dan lama pula urusannya,” cetusnya.
Hal itulah yang menjadi dasar pihaknya untuk fokus pada penyelesaian masalah dengan memberikan pelayanan seperti mal pelayanan publik digital. Jarak yang jauh, waktu yang lama, isu birokrasi ribet, dan persepsi harus mengeluarkan biaya sekaligus antre di kantor desa dipangkas.
“Kesenjangan itu tidak ingin terus dipelihara. Meski berada di kawasan perbatasan, kami tak hanya berpangku tangan. Pelayanan on fire akan terus diberikan. Sesuai semangatnya, maju desanya, bahagia warganya,” urainya.
Menurutnya, desa digital bukan hanya sebuah angan-angan. Hal penting dalam transformasi digital desa dengan digital government, digital society, dan digital economy.
“Desa dalam genggaman pun jadi nyata. Kami terus berinovasi. Kami berdayakan seluruh komponen masyarakat. Terutama para pemudanya, untuk menyosialisasikan MallDesa ke pelosok desa,” tambahnya.
Disebutkan Mas Kades, hal itu semua merupakan upaya mengembangkan digitalisasi desa yang dapat diakses seluruh masyarakat, khususnya Desa Sidomulyo secara parsial. Maka, pihaknya juga melengkapi dengan fitur lapak UMKM.
“Yang diharapkan mampu menggerakkan ekonomi desa. Termasuk pariwisatanya,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal