HULU SUNGAI – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai (Dinas Kesehatan HSS) Kalsel, Rasyidah mengatakan, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan berdampak pada peningkatan penyakit pernafasan (ISPA). Karhutla yang terjadi pada Juli hingga September 2023, mengakibatkan ribuan kasus ISPA.
“Berdasarkan data kita dari kasus ISPA yang dikirim oleh puskesmas dan rumah sakit selama Juli, Agustus, September 2023 kasus ISPA sudah mencapai 5.045 kasus,” kata Rasyidah, Selasa (10/10/2023).
Rasyidah mengatakan, jumlah ISPA pada Januari hingga September 2023 mencapai 14.261 kasus, namun kasus meningkat saat terjadi karhutla di musim panas. Dampak kabut terhadap kesehatan telah meningkatkan risiko ISPA dan pneumonia, sekaligus merangsang timbulnya penyakit lain.
Penyakit ini tidak lebih berbahaya dari ISPA dan pneumonia, yaitu iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan sehingga menimbulkan reaksi alergi dan peradangan. Kabut asap juga dapat memperburuk keadaan bagi penderita asma dan penyakit paru-paru kronis seperti bronkitis kronis, Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
Ia mengatakan, anak-anak tidak seperti orang dewasa karena paru-parunya masih berkembang dan saluran pernapasannya lebih sempit dibandingkan orang dewasa. Dampak utama kabut asap adalah iritasi mata, iritasi pernafasan, penurunan fungsi paru-paru, dan memburuknya penyakit paru-paru dan jantung.
Dan untuk menghindari ISPA akibat dampak karhutla, anggotanya menghimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas luar ruangan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, belajarlah mencuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudahnya serta memperbanyak asupan vitamin dan nutrisi.
Sebagai infromasi, saat musim seperti ini penting bagi semua orang agar bisa menghindari kabut asap, dan apabila terpaksa juga beraktivitas di luar rumah supaya senantiasa menggunakan masker sebagai antisipasi.
Penulis: Devi arp
Editor: Mukhlis
