NTT – Akibat dampak kekeringan yang panjang, sejumlah warga Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa meminum air batang pohon pisang. Hal itu terpaksa mereka lakukan usai tidak adanya air bersih yang ada di daerahnya.
“Air dari batang pisang ini kami gunakan untuk masak nasi dan minum. Jika mendapatkan cukup banyak air batang pisang, kami pun menggunakannya untuk mencuci pakaian,” kata salah seorang warga Dusun Klotong, Yoseph Rizal, Selasa (3/10/2023).
Ia mengungkapkan, untuk saat ini masyarakat harus berupaya keras untuk mendapatkan sumber air bersih agar bisa digunakan untuk kebutuhan setiap hari. Ia mengaku, sejak seminggu terakhir, dirinya menebang dan mengorek batang pisang di halaman rumah dan kebunnya untuk mendapatkan air.
“Air yang diambil untuk memenuhi kebutuhan minum, masak, mandi dan kelebihannya untuk minum ternak,” katanya.
Ia mengatakan, air pisang yang diambilnya tersebut untuk memenuhu kebutuhan air tiap harinya. Hal itu terpaksa ia lakukan lantaran dirinya tak mampu membeli air tengki seharga Rp 300 ribu dengan ukuran 5 ribu riter.
“Penghasilan saya sebulan sebesar Rp 400 ribu dari menjual hasil pertanian yang kini mulai terserang penyakit akibat musim panas. Jadi kalau mau beli air tengki, maka kebutuhan untuk makan dan kebutuhan anak sekolah tidak cukup,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dirinya dan warga sekitar dusun Kolotong, pada umumnya lebih mengandalkan air tadah hujan. Karena di wilayahnya tidak memiliki sumber mata air pasca diguncang gempa bumi dan tsunami pada 1992 lalu.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Mukhlis