Site icon Kolom Desa

Tradisi Mandi Safar sebagai Tolak Bala Warga Desa Hitu

Ilustrasi Mandi Safar, Sumber Foto: istock

Ilustrasi Mandi Safar, Sumber Foto: istock

MALUKU TENGAH – Warga Desa Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku menggelar tradisi Mandi Safar sebagai bentuk tolak bala. Tradisi yang ada sejak ratusan tahun itu, rutin digelar pada setiap tahunnya, bahkan saat pandemi COVID-19 melanda.

 

“Dengan Mandi Safar ini, kami merefleksikan kejadian yang lalu, seperti tahun-tahun lalu COVID-19 yang melanda kita, agar itu tidak terjadi lagi,” kata Upu (Raja) Negeri Hitu Salhana Pellu di halaman Rumah Raja Hitulama di Maluku Tengah, Rabu (13/9/2023).

 

Ia mengemukakan bahwa melalui tradisi itu masyarakat diingatkan tentang pentingnya kekuatan iman kepada Allah SWT. Terutama ketika menghadapi cobaan dalam kehidupan.

 

“Ujian itu terjadi di Bulan Safar penanggalan Islam. Kita yakin, dengan membersihkan diri di Bulan Safar, bisa mendatangkan berkah dan masyarakat serta negeri ini akan terhindar dari bala,” ucapnya.

 

Salhana menjelaskan tradisi Mandi Safar di Hitu dilakukan setiap Rabu pada Minggu terakhir Bulan Safar dalam penanggalan Hijriah. Sebelum tradisi tersebut digelar, terlebih dahulu para tokoh agama dan tetua adat melakukan doa syukur di beranda rumah raja.

 

“Jadi sudah ada air yang disiapkan, mereka akan mendoakan air yang sebelumnya sudah disiapkan di dalam kendi tua. Air ini nantinya diminum dan digunakan oleh warga untuk membasuh wajah serta anggota tubuh lainnya,” jelasnya.

 

Setelah ritual itu dilakukan, raja, tokoh adat, serta tokoh agama kemudian berjalan menuju Pelabuhan Huseka’a Hitulama untuk prosesi doa syukur lebih lanjut. Ribuan warga Provinsi Maluku dan sekitarnya juga turut mengikuti tradisi Mandi Safar. Baik laki-laki, perempuan, orang tua, orang muda, serta pendatang dari desa-desa sekitar maupun dari Kota Ambon.

 

Penulis: Ilham W
Editor: Danu

Exit mobile version