Imbas PLTMH, 10 Hektare Lahan Sawah Kekeringan

TORAJA UTARA – Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Maiting mendapat keluhan warga Desa Pengkaruan Manuk, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pembangkit listrik itu disebut menjadi penyebab 10 hektare lahan persawahan warga kekeringan.

 

“Sawah kami sudah 1 tahun lebih kering selama PLTMH ini beroperasi, warga benar-benar kesulitan,” kata Kepala Desa Pengkaruan Manuk, Mikha Tanduk Layuk, Selasa (1/8/2023).

 

Mikha mengatakan PLTMH Maiting membuat bendungan dan beroperasi di Sungai Maiting, Desa Pengkaruan Manuk, Kecamatan Buntupepasa, Toraja Utara sejak tahun 2022. Hal itu membuat 85% aliran air masuk dalam PLTMH dan hanya 15% mengalir ke masyarakat.

 

“Mereka kan buat bendungan di sana, jadi pembagian airnya 85% ke PLTMH sementara masyarakat dapat cuma 15%,” terangnya.

 

Hal tersebut membuat lahan persawahan warga mengalami kekeringan hingga hasil panen menurun drastis. Sebelum PLTMH beroperasi, warga Desa Pengkaruan Manuk bisa panen sampai 3 kali dalam 1 tahun, namun saat ini hanya sekali panen dalam 1 tahun.

 

“Ada 10 hektare sawah warga kekeringan, tidak gagal panen tapi kurang panennya. Sebelumnya kami biasa panen 3 kali setahun sekarang cuma sekali setahun,” ungkapnya.

 

Selain itu, ada lahan persawahan warga sudah menjadi lahan tidur akibat tidak mendapat aliran air. Ditambah lagi saat ini memasuki musim kemarau yang membuat debit air semakin berkurang.

 

“Mata pencarian warga kami ini sebagian besar sebagai petani, jadi kalau itu tidak ada mereka kehilangan mata pencaharian. Sudah ada sawah warga yang menjadi lahan tidur malah, apalagi kita sudah masuk musim kemarau tambah tidak ada lagi air yang kami dapat,” ucapnya.

 

Sementara itu, Teknisi PLTMH Maiting Ahmad mengatakan pihaknya sementara melakukan tindakan penanganan kepada masyarakat terdampak kekeringan. Dia menyebut air tidak mengalir ke lahan warga karena ada longsor yang menutup saluran air.

 

“Memang ada titik longsor di sana sehingga air tidak melewati aliran sampai ke masyarakat. Semua kan butuh proses yah, memang ada sebagian kita sudah kerja, tapi tidak sekaligus. Mengenai suplai air ke masyarakat sementara kita berbenah,” ujarnya.

 

Penulis: Ulfa
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *