Desa Karamatwangi Bangun Pipanisasi Air Bersih

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan mutlak bagi masyarakat. Namun masih ada beberapa daerah yang masih belum mendapatkan akses untuk memperoleh air bersih. Salah satunya adalah Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Namun Desa ini berhasil keluar dari ketertinggalan menuju kemandirian berkat ketekunan inovasi salah satu penduduknya, Endik Sunarya.
Ilustrasi air bersih. Sumber foto: Freepik
Ilustrasi air bersih. Sumber foto: Freepik

GARUT – Desa Karamatwangi merupakan sebuah kawasan ini berada di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini menjadi salah satu kendala bagi masyarakat setempat untuk mendapat air bersih.

 

Untuk bisa mendapatkan air bersih, masyarakat harus melakukan berjalan sejauh 11,5 kilometer dari pemukiman. Endik bersama rekannya berupaya membangun penampungan air yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).

Ilustrasi kekeringan. Sumber foto: Freepik
Ilustrasi kekeringan. Sumber foto: Freepik

Program tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak, diantaranya dari dana APBN, APBD Provinsi Jabar, maupun APBD Kabupaten Garut. Selanjutnya pada tahun 2015 Desa membangun jaringan pipa atau pipanisasi. Jaringan dibangun mulai dari sumber air di kawasan Tegal Bungbrun, bak kontrol, bak penampungan, hingga ke rumah-rumah warga sepanjang 11,5 km. Program pipanisasi itu menelan biaya sekitar Rp 900 juta.

 

Usaha tersebut menuai hasil positif. Pada 2016, proyek pipanisasi tuntas dan air mengalir ke rumah-rumah warga. Hingga saat ini, BUM Desa Karamatwangi memiliki 630 pelanggan yang semuanya warga Karamatwangi. Biaya pemakaian air dipatok Rp 1.000 per meter kubik.

 

 

Tingkatkan Ekonomi Desa

 

Inovasi program pipanisasi air memberikan pemasukan untuk desa. Unit bisnis air bersih memberi pendapatan bersih Rp 5 juta-Rp 10 juta per bulan. Pada tahun 2018 pendapatan asli desa tahun 2018 sebesar Rp 25 juta. Adapun bisnis tersebut dikembangkan untuk memproduksi air minum dalam kemasan. Mereka menargetkan menambah pelanggan sampai 2.300 orang dengan menjangkau pelanggan dari desa lain.

 

Produk air kemasan dengan merek KaramatQua sudah diuji di laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Hasilnya adalah aman dikonsumsi. Kini, BUMDes tengah mengurus perizinan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan. Begitu izin edar terbit, produk segera dipasarkan di sekitar Karamatwangi dan Kecamatan Cisurupan.

 

Kembangkan Produk Unggulan Kopi

 

Selain air bersih, BUMDes Karamatwangi juga mengembangkan produk unggulan desa berupa pengolahan kopi. Desa Karamatwangi memiliki potensi kopi yang sangat besar. Luas lahan kopi mencapai 159 hektar milik Perhutani dan 20 hektar milik warga. Pada masa puncak panen, produksi kopi sedikitnya 1.000 ton buah kopi merah.

Hasil kopi Desa Karamatwangi. Sumber foto: Istimewa
Hasil kopi Desa Karamatwangi. Sumber foto: Istimewa

Sebelumnya harga harga buah kopi merah petani sangat murah. Tengkulak hanya membeli Rp 3.000-Rp 5.000 per kilogram. Padahal, harga di pasaran bisa mencapai Rp 7.000-Rp 8.000 per kg. Sejak 2018, bisnis kopi mulai dijalankan BUMDes dengan produk andalan kopi bubuk Aceng. Selain itu, juga membuka kedai kopi Aceng di tempat wisata Cisurupan, Garut.

 

 

 

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Inovasi Lainnya