Kolom Desa

Tradisi Bau Nyale, Perayaan Tahunan untuk Menghormati Nenek Moyang Suku Sasak

Bau Nyale Tradisi Lombok, Sumber Foto: Twitter hzqmack

PULAU LOMBOK – Tradisi Bau Nyale merupakan perayaan tahunan yang dilakukan oleh masyarakat suku Sasak di Lombok. Perayaan ini terkait dengan legenda dan cerita rakyat yang diyakini oleh penduduk setempat. Menurut legenda tersebut, putri cantik bernama Princess Mandalika menjadi objek persaingan antara raja-raja dari berbagai kerajaan di sekitarnya. Atas permintaan putri tersebut, akhirnya Princess Mandalika mengambil keputusan yang menghebohkan, dia memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri dengan cara mengambil jalan pintas menuju lautan dan menghilang. Namun, sebelum menghilang dia meninggalkan pesan bahwa setiap tahun, di bulan ke-10 penanggalan Sasak, Nyale (ciptaan mitos yang berbentuk cacing laut) akan muncul di perairan Lombok. Pesan ini kemudian menjadi dasar dari tradisi Bau Nyale.

 

“Mitologi Putri Mandalika dipercayai sebagai kebenaran spiritual yang menjadi keyakinan kolektif masyarakat pengusungnya. Kisahnya diceritakan secara lisan dari generasi ke generasi,” kata Lalu Ari Irawan, peneliti Ilmu Kajian Budaya Universitas Pendidikan Mandalika.

 

Bau Nyale Tradisi Lombok, Sumber Foto: Twitter Kemenparekraf
Bau Nyale Tradisi Lombok, Sumber Foto: Twitter Kemenparekraf

 

Setiap tahun, saat bulan ke-10 penanggalan Sasak tiba, ribuan orang berkumpul di Pantai Kuta, Lombok untuk merayakan tradisi Bau Nyale. Perayaan ini biasanya dimulai pada malam hari dengan upacara adat dan prosesi keagamaan. Pada pagi hari, saat matahari terbit, masyarakat bersiap-siap untuk memancing Nyale yang muncul di perairan. Perburuan Nyale menjadi momen yang paling dinantikan dalam tradisi ini.

 

“Saat waktunya tiba, masyarakat Lombok akan berbondong-bondong memburu Nyale di sejumlah pantai, salah satunya Pantai Seger Kuta,” kata Lalu Ari Irawan.

 

Bau Nyale Tradisi Lombok, Sumber Foto: Twitter Kemenparekraf

 

Keunikan dan Nilai Budaya Bau Nyale

 

Salah satu keunikan dari tradisi Bau Nyale adalah dalam metode penangkapannya. Para peserta menggunakan alat tradisional yang disebut “jala Bau Nyale”. Jala ini terbuat dari anyaman rotan dan dikaitkan dengan tali. Para pemancing mengelilingi perairan dengan jala tersebut, berharap bisa menangkap Nyale yang meloncat keluar dari air. Proses ini sangat menarik untuk ditonton, karena semua orang berusaha menangkap Nyale sebanyak mungkin dalam waktu yang singkat.

 

Selain penangkapan Nyale, tradisi Bau Nyale juga melibatkan kegiatan lainnya seperti lomba renang, perlombaan perahu tradisional, serta berbagai pertunjukan seni dan budaya. Masyarakat juga memanfaatkan kesempatan ini untuk bersosialisasi, saling bertukar cerita, dan menguatkan hubungan antarwarga.

 

Tradisi Bau Nyale memiliki nilai-nilai budaya dan spiritual yang dalam. Bagi masyarakat Sasak, Nyale dianggap sebagai makhluk suci yang membawa berkah. Mereka percaya bahwa menangkap Nyale akan membawa keberuntungan dan rejeki bagi mereka yang berpartisipasi dalam tradisi ini. Selain itu, tradisi Bau Nyale juga menjadi bukti kebersamaan dan solidaritas antara masyarakat Sasak. Mereka saling membantu satu sama lain dalam penangkapan Nyale dan merayakan kesuksesan bersama. Hal ini memperkuat rasa persatuan dan kebanggaan akan identitas budaya mereka.

 

Bau Nyale Tradisi Lombok, Sumber Foto: Twitter Clepongg

 

“Festival ini merupakan tradisi turun-temurun dari masyarakat Sasak Lombok yang harus kita lestarikan dan ini juga tradisi untuk menangkap cacing nyale, cacing laut warna warni yang muncul sekali setahun di pantai selatan Lombok.” Kata Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

 

Tradisi Bau Nyale juga memiliki dampak positif terhadap pariwisata di Lombok. Setiap tahun, ribuan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri datang ke Lombok untuk menyaksikan dan ikut berpartisipasi dalam tradisi ini. Pemerintah daerah dan komunitas lokal berupaya mempromosikan tradisi Bau Nyale sebagai daya tarik wisata yang unik, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

 

Selain itu, tradisi Bau Nyale juga memiliki nilai ekologis yang penting. Nyale adalah hewan laut yang menjadi bagian dari ekosistem perairan di Lombok. Perayaan Bau Nyale memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian dan keberlanjutan sumber daya alam, terutama dalam menjaga kelestarian Nyale dan habitatnya. Masyarakat diajarkan untuk memancing Nyale dengan bijak dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.

 

Editor: Ani

Exit mobile version