NAGEKEO – Transaksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Woe Modhe Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Tahun 2022, diklaim mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan BUMDes Bersama Woe Modhe merubah pola untuk proses perguliran.
“Sebelumnya proses perguliran dilakukan menggunakan pengikat legal berupa barang bergerak atau tidak bergerak, akan tetapi di tahun 2022, pengikat legalnya menggunakan agunan asli milik pribadi, dan juga untuk peminjam yang sudah melewati masa kontrak langsung melakukan rescedule/penjadwalan ulang,” ungkap Direktur Pelaksana BUMDes Bersama Woe Modhe Adrianus Gedi, Senin (29/5/2023).
Dalam paparannya saat menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban BUMDes Bersama Woe Modhe, Adrianus menyebut ada 389 kelompok/individu/lembaga yang mengakses BUMDes pada tahun 2022. Rinciannya yakni Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPKP) 108 kelompok dengan jumlah 717 pemanfaat, Usaha Ekonomi Produktif (UEP), 21 kelompok dengan jumlah 98 pemanfaat, simpan pinjam perorangan 239 orang, dan lembaga 21 lembaga.
Sementara itu Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Don, yang membuka acara tersebut menggarisbawahi sejumlah hal untuk BUMDes Bersama Woe Modhe. Johanes mengatakan, selain pengetahuan formal dan non formal, bekal pengalaman dan jejaring sangat diperlukan oleh para pengurus BUMDes Bersama Woe Modhe guna meningkatkan kapasitasnya.
“Tingkatkan terus pengetahuannya. Bisa sekolah ataupun pelatihan seperti workshop dan seminar supaya wawasannya luas. Selain itu, punya pengalaman dan jaringan karena tantangannya adalah digitalisasi,” ujar Johanes.
Johanes mengatakan, penguatan kelembagaan dari segi manajerial organisasi dengan sistem digital bertujuan untuk meningkatkan akses pasar. Sehingga pengelola BUMDes diharapkan dapat merancang program kegiatan yang berdampak terhadap kemajuan BUMDes Bersama Woe Modhe.
Penulis: Erdhi
Editor: Rizal
