Site icon Kolom Desa

Sebanyak 5.549 Desa di Papua Minim Bidan

Sebanyak 5.549 Desa di Papua Minim Bidan

Gambar (ilustrasi) Bidan di pedalaman. Sumber foto: Dok. Kemenkes

JAYAPURA – Berdasarkan data Ikatan Bidan Indonesia (IBI), hanya ada 3.620 bidan di Papua. Mereka bertugas di 5.549 Desa di Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan.

 

Atas fakta tersebut, sebaran bidan di tanah Papua masih jauh dari ideal dan rawan memicu kematian ibu dan bayi hingga kerentanan anak tengkes.

 

”Idealnya satu desa dihuni satu tenaga bidan. Faktanya, ribuan desa masih kekurangan bidan,” kata Ketua IBI Provinsi Papua Dionesia Pri Utami di Jayapura, Rabu (10/5/2023).

 

Fasilitas yang tidak ideal juga membuat bidan enggan ditempatkan di pedalaman. Dionesia mencontohkan balon sungkup untuk mengalirkan oksigen bagi bayi yang baru lahir. Dalam beberapa kasus, balon sungkup bisa meminimalkan kematian bayi.

 

Selain itu, 15 persen dari 3.620 bidan itu bukan aparatur sipil negara. Akibatnya, mereka kerap terlambat mendapatkan gaji hingga berbulan-bulan.

 

Dampak buruknya, kata Dionesia, tidak sederhana. Persalinan kerap terkendala. Minim pengetahuan, ibu juga rentan membesarkan anak menderita tengkes. Bahkan, tidak sedikit ibu hamil meninggal saat melahirkan.

 

Pada tahun ini, misalnya, delapan ibu meninggal saat melahirkan. Kasusnya ada di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Merauke.

 

Dionesia juga berharap, agar pemerintah dan DPR punya misi kuat menyejahterakan sektor tenaga kesehatan dan fasilitasnya.

 

”Kami berharap pemerintah dan DPR lebih fokus dalam penyediaan tenaga kesehatan, menyiapkan fasilitas yang lengkap, dan menjamin perlindungan serta kesejahteraan mereka. Seharusnya hal-hal tersebut dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Kesehatan,” tambah Dionesia.

 

Secara terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum mengatakan, faktor kepemimpinan kepala daerah, kepala dinas kesehatan, hingga kepala puskesmas sangat vital.

 

Pemerintah pusat telah menyalurkan anggaran dana alokasi khusus dan dana otonomi khusus ke setiap kabupaten dan kota.

 

”Apabila pemimpinnya peduli, upaya penyediaan tenaga kesehatan dan fasilitas tidak akan terkendala. Sayangnya, hal tersebut belum terealisasi. Misalnya, hanya sekitar 10 persen dari 440 puskesmas di Papua yang memiliki stetoskop untuk bidan,” tandas Aaron.

 

Faktor lain yang menjadi salah satu penyebab mencolok adalah gangguan keamanan. Seperti yang kerap terjadi di daerah rawan seperti di antaranya; Nduga, Intan Jaya, Pegunungan Bintang, hingga Puncak.

 

Penulis: Danu

Editor: Rizal

Exit mobile version