Site icon Kolom Desa

Tabuik, Tradisi Unik Sumatera Barat

Tabuik Tradisi Sumatera Barat. Sumber Foto: Twitter Syariah Linkaja

Tabuik Tradisi Sumatera Barat. Sumber Foto: Twitter Syariah Linkaja

PADANGSumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan budaya. Salah satu tradisi yang sangat unik dan menjadi ikon budaya Sumatera Barat adalah Tabuik.

 

Tabuik merupakan suatu bentuk upacara pemakaman atau peringatan tenggelamnya Sayyidina Ali cucu Nabi Muhammad SAW, yang diperingati oleh masyarakat Muslim di kota Pariaman, Sumatera Barat. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi sejarah, nilai, dan keunikan dari tradisi Tabuik yang sangat khas.

 

Tabuik Tradisi Sumatera Barat. Sumber Foto: Twitter Kamera Budaya
Tabuik Tradisi Sumatera Barat. Sumber Foto: Twitter Kamera Budaya

 

Sejarah Tabuik

 

Tabuik memiliki akar sejarah yang kuat dalam tradisi Islam. Tradisi Tabuik diyakini berasal dari tahun 1823 Masehi, disebarkan oleh pedagang Arab bernama Muhammad Syech bin Abdurrahman yang tiba di Pariaman, Sumatera Barat. Ia membawa kain kafan dan sehelai rambut yang dipercaya sebagai peninggalan cucu Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Oleh karena itu, tradisi Tabuik dihubungkan dengan peringatan tenggelamnya Sayyidina Ali dalam Pertempuran Karbala.

 

Tradisi Tabuik diawali dengan prosesi pengambilan kain kafan dan rambut dari tempat penyimpanan yang disebut sebagai “Gantiang Ciri” yang berada di Masjid Pariaman. Kain kafan dan rambut tersebut kemudian diarak dalam pawai yang meriah menuju tempat Tabuik, yang biasanya berada di pantai atau tempat terdekat dengan laut. Setelah itu, prosesi pemakaman dilakukan dengan meriah, termasuk pembakaran Tabuik sebagai simbol pemakaman Sayyidina Ali.

 

Menurut Asnan Furinto (2021) prosesi perayaan Tabuik dimulai dengan mempersiapkan Tabuik yang diarak di sepanjang jalan kota Pariaman menuju pantai gondoriah. Di pantai tersebut tabuik akan dihanyutkan ke laut sebagai bentuk penghormatan.

 

Tabuik Tradisi Sumatera Barat. Sumber Foto: Twitter Trans express

 

Nilai yang terkandung dalam budaya Tabuik

 

Salah satu peserta upacara Tabuik, Rika, mengatakan, Tabuik memiliki nilai-nilai budaya, agama, dan sosial yang sangat kuat bagi masyarakat Sumatera Barat. Pertama, Tabuik merupakan bentuk penghormatan dan pengabdian kepada Sayyidina Ali, yang dianggap sebagai tokoh suci dan pahlawan dalam tradisi Islam Syiah.

 

Tabuik menjadi momen untuk mengenang dan mengenang pengorbanan Sayyidina Ali dalam melanjutkan ajaran Islam. Selain itu, Tabuik juga menjadi sarana untuk mempererat ikatan keagamaan dan kebersamaan antara umat Muslim di Sumatera Barat.

 

Kedua, Tabuik memiliki nilai-nilai budaya lokal yang sangat khas. Mulai dari prosesi pengambilan kain kafan dan rambut dari tempat penyimpanan, pawai meriah, hingga prosesi pemakaman dengan pembakaran Tabuik, semua merupakan bagian dari tradisi unik yang menjadi ciri khas dari masyarakat Sumatera Barat. Tabuik juga menjadi ajang untuk memperlihatkan seni dan budaya lokal seperti tari, musik, dan pakaian adat yang digunakan dalam acara Tabuik.

 

Ketiga, Tabuik juga memiliki nilai-nilai sosial yang sangat penting dalam masyarakat Sumatera Barat. Tabuik menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial antara masyarakat, baik dalam skala lokal maupun antar generasi. Tradisi ini menjadi momentum untuk berkumpul, berinteraksi, dan saling bertukar informasi serta pengalaman antara sesama masyarakat.

 

“Selain itu, Tabuik juga menjadi ajang untuk memupuk rasa solidaritas dan kebersamaan, serta menjaga nilai-nilai gotong royong dan sebuah perwujudan nilai-nilai kerukunan beragama,” ujar Idris, salah satu masyarakat setempat yang juga mengikuti tradisi Tabuik.

 

Tabuik Tradisi Sumatera Barat. Sumber Foto: Twitter Syariah Linkaja

 

Keunikan Tabuik

 

Menurut masyarakat Sumbar, Tabuik memiliki beberapa keunikan yang membuatnya menjadi tradisi yang sangat istimewa dan berbeda dari tradisi lainnya. Pertama, Tabuik merupakan salah satu tradisi Islam Syiah yang sangat khas di Indonesia. Tradisi ini tidak ditemui di daerah lain di Indonesia, menjadikannya sebagai ciri khas dan unik dari Sumatera Barat. Hal ini menjadikan Tabuik sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan dan diapresiasi.

 

Kedua, Tabuik memiliki tata cara pelaksanaan yang sangat khas dan berbeda dari tradisi pemakaman atau peringatan lainnya. Prosesi pengambilan kain kafan dan rambut, pawai meriah, hingga pembakaran Tabuik sebagai simbol pemakaman, menjadi acara yang sangat menarik dan spektakuler.

 

Selain itu, keberagaman seni dan budaya lokal yang ditampilkan dalam Tabuik, seperti tari, musik, dan pakaian adat, menjadikannya sebagai acara yang sangat berwarna dan menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

 

Ketiga, Tabuik juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara masyarakat di Sumatera Barat dengan para diaspora yang berasal dari daerah ini. Banyak warga Sumatera Barat yang merantau ke berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri, namun tetap mempertahankan tradisi Tabuik sebagai bagian dari identitas dan kecintaan mereka terhadap tanah kelahiran. Tabuik menjadi ajang untuk mengenang dan merayakan kebersamaan dengan para diaspora, yang seringkali pulang kampung khusus untuk mengikuti tradisi ini.

 

Terakhir, Tabuik juga menjadi objek wisata budaya yang sangat menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Banyak wisatawan yang datang ke Sumatera Barat khususnya ke Pariaman untuk menyaksikan langsung prosesi Tabuik, yang dianggap sebagai salah satu pengalaman wisata budaya yang unik dan tak terlupakan. Hal ini juga menjadi sarana untuk mempromosikan kekayaan budaya Sumatera Barat kepada dunia luar, serta meningkatkan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.

 

Editor: Ani

 

 

 

Exit mobile version