Site icon Kolom Desa

Tradisi Makan Bersama ‘Nasi Lasangan’ di Desa Sawahan

Tradisi makan bersama ‘Nasi Lasangan’ di desa Sawahan Sumber Foto: desasawahan.gunungkidul.kab.go.id

Tradisi makan bersama ‘Nasi Lasangan’ di desa Sawahan Sumber Foto: desasawahan.gunungkidul.kab.go.id

GUNUNGKIDULKabupaten Gunungkidul terkenal sebagai daerah yang kental akan budaya dan tradisi yang terus terjaga ditengah gempuran arus modernisasi. Salah satu tradisi yang masih terjaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat adalah tradisi makan bersama nasi lasangan.

 

Tradisi makan bersama nasi lasangan masih bisa dijumpai di berbagai wilayah di Desa Sawahan. Lasangan merupakan nasi bungkus yang dibawa oleh para jamaah pada waktu-waktu tertentu di bulan Ramadhan seperti malam 1, malam 17 dan malam 21.

 

Sebelum shalat tarawih, para jamaah akan membawa nasi lasangan dan dikumpulkan menjadi satu.  Kemudian setelah Shalat Tarawih, makanan tersebut dibagi secara acak kepada jamaah untuk dimakan bersama-sama.

 

Para jamaah akan makan nasi lasangan secara bersama-sama dengan dialasi daun pisang. Nasi lasangan sendiri terdiri dari beberapa komponen seperti nasi, ayam ingkung, mie, sayuran dan juga lauk pelengkap lainnya.

 

Tradisi ini begitu istimewa bagi masyarakat Desa Sawahan karena selain melestarikan budaya, tradisi ini juga menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan rasa kebersamaan masyarakat. Tradisi ini juga dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan kehikmatan dalam menjalankan ibadah puasa.

 

Penulis: Erdhi

Editor: Soleha.tn

Exit mobile version