Kolom Desa

Niki Baleg Simbol Kesetiaan dan Dukacita Suku Dani

Niki Paleg atau Potong Jari Suku Dani, Papua. Sumber Foto: Twitter

Papua – Suku Dani memiliki cara sendiri untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Mereka akan melakukan potong jari atau yang biasa disebut Niki Paleg sebagai bukti kesetiaan mereka kepada keluarga yang telah meninggal. 


Niki Paleg memang bisa dikategorikan sebagai tradisi ekstrim yang dijalankan Suku Dani. Tradisi ini dilakukan jika anggota keluarga terdekatnya seperti ayah, ibu, adik dan kakak yang meninggal dunia.


Selain sebagai simbol kesedihan yang mendalam, suku dani memaknai tradisi Niki Paleg juga untuk mencegah dari adanya malapetaka yang merenggut anggota keluarga yang meninggal.


Sejarah dan Filosofi Niki Paleg Suku Dani


Niki Paleg merupakan tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang. Ritual potong jari ini sebagian besar dilakukan oleh para Mace (Ibu-ibu) namun juga tak jarang laki-laki ikut melakukannya.


Mereka memutuskan melakukan potong jari ini karena menganggap bahwa jari merupakan simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan. Jari adalah bagian tubuh yang menjadi lambang hidup bersama sebagai satu keluarga, satu suku, satu marga, satu rumah, satu nenek moyang, satu bahasa dan satu sejarah. Filosofi tersebut dalam bahasa Papua disebut dengan “Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik”.


Niki Paleg atau Potong Jari Suku Dani, Papua. Sumber Foto: Twitter Niki Paleg atau Potong Jari Suku Dani, Papua. Sumber Foto: Twitter

Jika jari-jari digabungkan akan menjadi kekuatan dan persatuan yang dapat meringankan beban semua pekerjaan. Masing-masing jari jika digunakan secara bersama akan membuat tangan berfungsi dengan sempurna. Maka dari itulah kenapa Niki Paleg ini dilaksanakan sebagai penanda bahwa orang bagian dari kita yang pernah bersama telah berpulang.


Pelaksaan Niki Paleg Suku Dani


Sebelum memotong jari, biasanya mereka terlebih dahulu melilitkan benang sambil membacakan mantra ke jari yang akan dipotong. Tujuan dari mengikatkan benang ini agar jari mati rasa, baru setelah mati rasa mereka langsung memotong jarinya. Selain untuk mematikan rasa, manfaat ikatan benang juga akan mengurangi darah yang keluar setelah jari mereka dipotong.


Proses pemotongan jari biasanya dilakukan dengan dua metode yang berbeda. Pertama, setelah diikat dengan benang para wanita menggigit jari mereka sendiri sampai putus. Kedua, mereka memotong jari menggunakan kapak atau pisau yang sudah disediakan.


Setelah tradisi potong jari selesai maka luka akan diikat dengan menggunakan daun. Luka itu akan sembuh secara alami, diperkirakan sekitar satu bulan untuk proses penyembuhan secara natural.


Niki Paleg atau Potong Jari Suku Dani, Papua. Sumber Foto: Twitter

Banyaknya ruas jari yang dipotong juga bergantung pada siapa yang meninggal. Jika yang meninggal orang tua, maka biasanya mereka memotong dua ruas jari. Sedangkan jika yang meninggal hanya sanak saudara, maka yang akan dipotong hanya satu ruas. Dalam tradisi ini hampir seluruh jari dapat dipotong kecuali ibu jari. 


Keunikan Niki Paleg


Tradisi Niki Paleg selain mempunyai makna yang mendalam, juga mempunyai beberapa keunikan. Salah satunya tradisi ini memiliki kesamaan dengan tradisi potong jari ala Yakuza yang biasa disebut Yubitsume.


Perbedaan Yubitsume dengan Niki Paleg berdasarkan penyebabnya. Yubitsume dilakukan karena mendapatkan hukuman dari pelanggaran yang dibuatnya. Sedangkan Niki Paleg dilakukan sebagai bentuk penghormatan untuk orang terkasih mereka.


Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan agama, tradisi ini mulai ditinggalkan oleh para penerus Suku Dani. Meskipun begitu masih banyak ditemukan beberapa orang tua Suku Dani yang sudah kehilangan ruas jarinya.


Editor: Irman

Exit mobile version